Jurnalistika
Loading...

LIFE

Apa Saja Tahapan Interview Kerja? Ternyata Tak Cukup Hanya Sekali

Jangan pikir setelah melewati interview awal kamu sudah langsung bisa kerja, masih ada tahapan lain.

  • Ananda Nova

    16 Sep 2024 | 04:55 WIB

    Bagikan:

image
Ilustrasi Interview kerja. (Pexels/Tima Miroshnichenko)

Mungkin masih banyak para pelamar kerja yang berpikir bahwa tahapan interview atau wawancara kerja itu hanya butuh sekali dan sudah langsung bisa bekerja, padahal sangat tidak sama sekali. Tahapan wawancara sekali bisa saja ada, tetapi hanya berlaku bagi mereka yang memiliki orang dalam di perusahaan,

Namun, buat kamu yang tidak punya kenalan dan hanya murni mengandalkan usaha sendiri, penting banget untuk mengetahui tahapan wawancara. Lalu seperti apa perbedaannya, baik dari segi pertanyaan maupun yang akan dilakukan oleh pewawancara.

Nah, biar kamu tidak kebingungan lagi dan bisa mempersiapkan diri demi mendapatkan pekerjaan yang diidam-idamkan, cek tahapan-tahapan wawancara berikut.

1. Screening Interview (Wawancara Awal)

image
Ilustrasi wawancara.m (Pexels/Edmond Dantès)

Tahap pertama yang sering kamu temui adalah screening interview. Proses ini biasanya dilakukan oleh HRD atau rekruter untuk mengetahui gambaran umum mengenai latar belakangmu, pengalaman kerja, dan kualifikasimu secara cepat. Screening interview bisa dilakukan melalui telepon, email, atau video call.

Apa yang perlu kamu siapkan?

  • Jelaskan pengalaman kerja atau organisasi dengan singkat, padat, dan jelas.
  • Berikan jawaban yang relevan terhadap posisi yang kamu lamar.
  • Siapkan dokumen penting seperti CV atau portofolio karena bisa jadi rekruter akan meminta tambahan data.

Screening interview biasanya bersifat singkat dan bertujuan untuk mengetahui apakah kamu layak melanjutkan ke tahap berikutnya. Meskipun terlihat sederhana, tetap perhatikan cara kamu menjawab agar bisa meninggalkan kesan positif.

2. Wawancara Teknis

image
Ilustrasi wawancara teknis. (Pexels/Christina Morilla)

Kalau posisi yang kamu lamar membutuhkan keahlian tertentu, biasanya akan ada wawancara teknis. Di tahap ini, kamu akan diuji berdasarkan keahlian atau kemampuan teknis yang relevan dengan pekerjaan.

Misalnya, kalau kamu melamar sebagai software engineer, kamu mungkin diminta untuk melakukan coding test atau menjelaskan proyek yang pernah kamu kerjakan. Pada tahap ini kamu harus benar-benar menunjukkan keahlian jika ingin diterima.

 

Tips menghadapi wawancara teknis:

  • Pelajari lebih dalam skill dan tools yang sesuai dengan posisi yang kamu lamar.
  • Berlatihlah sebelum wawancara, terutama jika kamu tahu perusahaan tersebut menggunakan tes tertentu (misalnya coding challenge).
  • Jangan takut untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas, ini menunjukkan bahwa kamu memiliki keinginan untuk memahami tugas secara mendalam.

Wawancara ditujukan untuk menguji skill kamu. Namun, kamu juga harus bisa menyelesaikan masalah dalam pekerjaan.

3. Wawancara HR (Behavioral Interview)

image
Ilustrasi melakukan wawancara di Kafe, bukan di kantor. (Pexels/nappy)

Setelah lolos wawancara teknis, kamu akan masuk ke wawancara HR. Tahapan ini fokus pada bagaimana perilaku dan sikap kamu dalam bekerja, termasuk apakah kamu bisa beradaptasi dengan budaya perusahaan.

Pertanyaan di sini biasanya berbasis situasi, seperti “Ceritakan bagaimana kamu menangani konflik dalam tim?” atau “Bagaimana cara kamu menghadapi deadline yang ketat?”

Bagaimana cara menghadapi wawancara HR?

  • Gunakan teknik STAR (Situation, Task, Action, Result) saat menjawab pertanyaan situasional. Teknik ini akan memudahkan kamu dalam menjelaskan cara kamu mengatasi masalah.
  • Tunjukkan bahwa kamu punya soft skills seperti komunikasi, kerjasama tim, dan kepemimpinan yang bisa menjadi nilai tambah.
  • Jangan hanya fokus pada pencapaian pribadi, tetapi juga bagaimana kontribusi kamu terhadap tim.

Wawancara HR ini penting untuk menunjukkan apakah kamu cocok dengan budaya perusahaan dan apakah perusahaan bisa mengandalkan kamu dalam situasi yang kompleks.

4. Wawancara dengan Hiring Manager

Tahap berikutnya adalah wawancara dengan hiring manager. Di sini kamu akan diwawancara lebih mendalam dan biasanya dilakukan oleh calon atasan langsung kamu. Di sini, hiring manager ingin melihat bagaimana kemampuan teknis dan soft skills kamu bisa diterapkan dalam konteks pekerjaan sehari-hari di tim mereka.

Apa yang harus kamu lakukan?

  • Tunjukkan keinginan kamu untuk berkembang di perusahaan tersebut.
  • Berikan contoh nyata tentang bagaimana kamu menyelesaikan masalah di tempat kerja sebelumnya.
  • Jangan ragu untuk menanyakan tanggung jawab pekerjaan, ekspektasi dari posisi yang kamu lamar, dan tim yang akan bekerja denganmu.

Di tahap ini, hiring manager akan mencari tahu apakah kamu bisa membawa nilai tambah bagi perusahaan. Makanya pastikan kamu mampu menjelaskan bagaimana kamu bisa memberikan dampak positif.

5. Wawancara dengan Eksekutif

image
Ilustrasi wawancara eksekutif. (Pexels/cottonbro studio)

Wawancara dengan eksekutif atau manajemen puncak biasanya terjadi jika kamu melamar posisi senior atau strategis. Bisa dikatakan adalah tahap terakhir di mana keputusan final akan dibuat. Eksekutif akan melihat apakah visi dan misi kamu sesuai dengan visi perusahaan dalam jangka panjang.

Cara menghadapi wawancara ini:

  • Tunjukkan pemahamanmu tentang industri, perusahaan, dan tantangan yang mungkin dihadapi.
  • Tekankan bagaimana kontribusi kamu dapat memajukan perusahaan.
  • Tahap ini juga saat yang tepat untuk menanyakan strategi jangka panjang perusahaan dan bagaimana kamu bisa terlibat di dalamnya.

Wawancara dengan eksekutif memerlukan kesiapan lebih dalam dari segi wawasan bisnis dan cara kamu bisa menambah nilai pada perusahaan.

Mencari pekerjaan memang nggak cukup hanya lewat satu wawancara. Ada berbagai tahapan yang harus kamu lalui, mulai dari screening awal hingga wawancara dengan eksekutif.

Persiapan yang matang dan pemahaman tentang proses ini akan membantumu merasa lebih percaya diri dalam menghadapi setiap tahap. Selalu pastikan kamu tahu apa yang diharapkan di setiap tahap wawancara, siapkan jawaban yang relevan, dan jangan lupa untuk bersikap profesional. 


  • Ananda Nova

    Memaknai untuk jadi bermakna

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Ananda

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Ananda Nova

    Rekomendasi