Investasi bisa menjadi jalan yang bagus untuk mengamankan masa depan finansial, tapi untuk pemula, ada beberapa poin penting yang perlu dipahami sebelum terjun langsung ke dunia investasi.
Pelajaran-pelajaran berikut ini dirancang agar kamu bisa lebih siap, terhindar dari jebakan investasi yang berisiko, dan membuat keputusan finansial yang bijak.
Sudah hal umum untuk mengetahui bahwa semua yang akan diputuskan penting untuk memiliki pengetahuan tentangnya, tidak boleh sembarangan mengambil langkah. Bagitu juga ketika ingin memulai investasi, yuk simak poin-poinnya!
1. Kenali Profil Risiko Diri Sendiri
Mengetahui profil risiko adalah langkah awal yang sangat penting sebelum mulai berinvestasi. Profil risiko menggambarkan seberapa besar risiko yang siap kamu hadapi. Dalam investasi, ada tiga tipe utama profil risiko: konservatif, moderat, dan agresif.
Investor konservatif biasanya memilih instrumen berisiko rendah, seperti obligasi atau deposito, karena mereka lebih suka keamanan ketimbang keuntungan tinggi yang datang dengan risiko besar.
Investor moderat cenderung berani mengambil risiko menengah, seperti reksa dana campuran. Sedangkan investor agresif siap menempatkan dana pada instrumen yang lebih fluktuatif, seperti saham atau kripto, demi potensi keuntungan yang besar.
Mengetahui profil risiko ini dapat membantu dalam memilih instrumen yang sesuai, sekaligus meminimalkan rasa cemas saat pasar berfluktuasi. Kamu bisa mulai dengan mengisi kuis atau asesmen risiko yang biasanya tersedia di platform investasi.
Asesmen ini akan memberikan gambaran soal preferensi risiko kamu, sehingga kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih rasional dan sesuai.
2. Hindari Investasi Karena FOMO
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan pemula adalah berinvestasi karena Fear of Missing Out (FOMO). Misalnya, kamu mungkin tergiur membeli saham atau aset digital hanya karena teman-teman sedang ramai-ramai berinvestasi di instrumen tersebut, padahal belum tentu cocok dengan tujuan finansial atau profil risiko kamu.
FOMO bisa membuat kamu terjebak pada keputusan impulsif, terutama saat instrumen investasi yang sedang tren mengalami kenaikan harga sementara. Untuk menghindari FOMO, penting buat melakukan riset dan memiliki rencana investasi yang matang.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah instrumen tersebut benar-benar sesuai dengan tujuan jangka panjang atau hanya sekadar tren sesaat. Selain itu, cobalah untuk tidak tergiur dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, karena setiap investasi selalu membawa risiko.
Ingat, investasi adalah maraton, bukan sprint. Keuntungan kecil namun stabil lebih baik daripada keuntungan besar yang berisiko tinggi.
3. Pelajari Berbagai Jenis Instrumen dan Lakukan Diversifikasi Portofolio
Sebagai pemula, penting untuk memahami bahwa ada berbagai jenis instrumen investasi, masing-masing dengan karakteristiknya sendiri. Beberapa instrumen umum meliputi saham, obligasi, reksa dana, emas, properti, dan cryptocurrency.
Setiap instrumen punya risiko dan potensi keuntungan yang berbeda. Saham, misalnya, menawarkan potensi keuntungan tinggi tapi dengan fluktuasi harga yang juga tinggi, sementara emas cenderung lebih stabil tapi kenaikannya lambat.
Diversifikasi adalah strategi yang penting untuk mengurangi risiko investasi. Ibarat menaruh telur di keranjang berbeda, diversifikasi portofolio membantu mengurangi risiko kerugian besar jika salah satu instrumen turun drastis.
Misalnya, kamu bisa membagi portofolio menjadi 30 persen saham, 30 persen reksa dana, dan 40 persen emas. Dengan begitu, jika harga saham turun, nilai emas atau reksa dana bisa membantu menstabilkan portofolio kamu. Prinsip ini membantu menjaga portofolio tetap stabil di tengah fluktuasi pasar.
4. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas dan Realistis
Sebelum mulai investasi, sangat penting untuk menentukan tujuan yang jelas. Tujuan investasi bisa beragam, mulai dari menabung untuk dana darurat, persiapan pensiun, biaya pendidikan, atau sekadar menambah aset.
Menetapkan tujuan ini bukan hanya soal “kenapa kamu berinvestasi,” tetapi juga menentukan strategi dan pilihan instrumen yang sesuai dengan target waktu. Misalnya, jika tujuan kamu adalah membeli rumah dalam 5-10 tahun, investasi di reksa dana campuran atau obligasi bisa jadi pilihan tepat.
Untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun, kamu bisa mempertimbangkan saham atau reksa dana saham yang potensi kenaikannya tinggi dalam jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas, kamu juga lebih fokus dan disiplin dalam menyisihkan dana investasi secara rutin.
Seiring berjalannya waktu, lakukan evaluasi berkala untuk meninjau kembali apakah tujuan tersebut masih relevan atau perlu disesuaikan.
Itulah empat hal penting yang perlu dipahami pemula sebelum memutuskan melakukan investigasi. Penting untuk diingat, investasi bukanlah cara cepat kaya, tapi adalah jalan untuk membangun keamanan finansial di masa depan. Jadi, pelajari dengan baik sebelum memulai, dan nikmati perjalanan investasimu dengan bijak.
- EA
Hanya seorang penyalur ide lewat tulisan.
Rekomendasi
- Life01 Nov 2024
Panduan Lengkap Pembuatan Rekening BRI Lewat BRImo Secara Online 2024
- Relationship01 Nov 2024
5 Kegiatan Menghibur Setelah Break Up, Bisa Move On Cepat
- Life01 Nov 2024
Mengenal BI Checking: Pengertian, Cara Memperbaiki, hingga Tips Menjaga Skor
- Relationship31 Okt 2024
5 Cara Merayu Pasangan Agar Mau Memenuhi Keinginan Kita
- Life31 Okt 2024
Cara Buka Rekening BCA Secara Online, Persyaratan, Jenis Tabungan, dan Keuntungan
- Life31 Okt 2024
6 Cara Efektif Menabung untuk Beli Motor, Mudah Dilakukan
- Relationship31 Okt 2024
4 Trik Jitu Mengembalikan Mood Pasangan yang Lagi Ngambek
- Life31 Okt 2024
Cara Menata Hidup Sejak Dini Agar Bisa Meraih Karier Impian
- Life30 Okt 2024
Pekerjaan Tak Sesuai Harapan? Ini 5 Cara Menikmatinya
- Life30 Okt 2024
5 Penyebab Paling Umum Karier Tak Meningkat, Wajib Diketahui