Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang semakin populer di Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin mulai berinvestasi tanpa harus mengelola aset secara langsung. Dalam Reksadana, dana yang kamu investasikan akan dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman, sehingga kamu tidak perlu memantau pergerakan pasar setiap hari.
Salah satu keunggulan dari Reksadana adalah fleksibilitasnya, karena kamu bisa memilih jenis Reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kamu. Kamu juga bisa membuat pilihan sesuai keinginan, dan bisa membawa untung jika berjalan dengan baik.
Berikut ini adalah macam-macam jenis Reksadana yang bisa kamu pilih untuk mulai berinvestasi:
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah jenis Reksadana yang menginvestasikan dananya pada instrumen pasar uang. Contohnya seperti deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
Jenis ini dianggap sebagai yang paling aman dibandingkan dengan jenis Reksadana lainnya, karena volatilitasnya rendah dan risikonya lebih kecil. Keuntungan yang didapat adalah likuiditas tinggi, yang berarti kamu bisa mencairkan dana kapan saja tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo.
Selain itu, risiko rendah cocok untuk investor konservatif atau mereka yang membutuhkan instrumen dengan tingkat risiko yang rendah. Reksadana pasar uang biasanya memberikan imbal hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis Reksadana lain, yaitu berkisar antara 3-5 perseh per tahun. Meski begitu, ini tetap lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan bank.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap mengalokasikan sebagian besar dananya pada obligasi atau surat utang yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Jenis ini dikenal juga dengan nama Reksadana obligasi. Meskipun masih memiliki risiko, jenis Reksadana ini lebih stabil dibandingkan Reksadana saham.
Keunggulan:
- Stabilitas investasi: Meskipun risiko lebih besar dari Reksadana pasar uang, Reksadana pendapatan tetap lebih stabil dibandingkan Reksadana saham.
- Potensi keuntungan lebih tinggi: Karena investasi di obligasi yang memberikan bunga tetap.
Potensi Return: Reksadana pendapatan tetap memberikan imbal hasil sekitar 5-7 persen per tahun, tergantung kondisi pasar obligasi dan strategi manajer investasi. Jenis ini cocok bagi investor moderat yang ingin hasil stabil tapi tetap mengharapkan return yang lebih tinggi dari Reksadana pasar uang.
3. Reksadana Campuran
Berikut adalah Reksadana campuran, berarti menginvestasikan dana pada kombinasi dari saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Jenis ini menawarkan keseimbangan antara risiko dan keuntungan, karena portofolionya terdiri dari instrumen dengan berbagai tingkat risiko.
Keunggulan:
Diversifikasi portofolio: Reksadana campuran memberikan eksposur ke berbagai aset, sehingga kamu tidak bergantung hanya pada satu jenis instrumen.
Fleksibilitas investasi: Cocok untuk investor yang menginginkan potensi keuntungan lebih tinggi dari obligasi, tetapi tidak ingin terlalu terpapar risiko seperti pada saham.
Reksadana campuran dapat memberikan return antara 7-10% per tahun, namun volatilitasnya juga lebih tinggi daripada Reksadana pendapatan tetap.
4. Reksadana Saham
Ada juga yang disebut Reksadana saham, jenis ini menginvestasikan sebagian besar dananya pada saham-saham perusahaan. Karena berfokus pada saham, jenis ini menawarkan potensi keuntungan yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis Reksadana lainnya, tetapi juga dengan risiko yang lebih besar.
Keunggulan:
- Potensi keuntungan besar: Jika harga saham perusahaan naik, return yang kamu dapatkan bisa sangat tinggi.
- Jangka panjang: Reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang, minimal 5 tahun atau lebih.
Potensi Return: Reksadana saham memiliki potensi return yang paling besar, yaitu bisa mencapai 10-15% per tahun atau bahkan lebih, tergantung pada kondisi pasar saham. Namun, risikonya juga tinggi, terutama jika pasar sedang bergejolak.
5. Reksadana Indeks
Paling terakhir, kamu perlu mengetahui ada Reksadana indeks yang merupakan jenis Reksadana portofolionya diatur untuk mengikuti pergerakan indeks tertentu, eperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau LQ45. Tujuan dari Reksadana ini adalah mencerminkan performa dari indeks yang dijadikan acuan.
Keunggulan:
- Biaya lebih rendah: Karena mengikuti indeks, biaya pengelolaan Reksadana ini lebih rendah dibandingkan dengan Reksadana aktif.
- Kemudahan monitoring: Investor bisa dengan mudah melacak kinerja Reksadana dengan memantau indeks yang diikuti.
Potensi Return: Reksadana indeks bisa memberikan return yang mirip dengan indeks acuan, yaitu sekitar 8-12% per tahun. Cocok untuk investor yang menginginkan keuntungan jangka panjang dan tidak ingin repot memantau portofolio setiap hari.
Berinvestasi di Reksadana adalah langkah yang bijak untuk mulai membangun kekayaan dan mencapai tujuan keuangan. Namun, penting untuk memilih jenis Reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu.
Sebelum berinvestasi, pastikan kamu melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan kondisi keuangan pribadi. Dengan begitu, kamu bisa memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko.
- YS
Freelancer writer when have a time
Artikel lain dari Yun S
Rekomendasi
- Life17 Sep 2024
7 Hal Penting yang Harus Kamu Lakukan Setelah Selesai Wawancara Kerja
- Life17 Sep 2024
6 Pertanyaan Jebakan HRD Saat Wawancara Kerja Paling Sering dan Tips Menjawabnya
- Life16 Sep 2024
Selain Pengacara, Ini 5 Pekerjaan Menjanjikan Bagi Lulusan Kuliah Hukum
- Life16 Sep 2024
Apa Saja Tahapan Interview Kerja? Ternyata Tak Cukup Hanya Sekali
- Life13 Sep 2024
10 Prospek Kerja Lulusan Teknik Kimia, Jarang Diminati tapi Gaji Tinggi
- Life13 Sep 2024
Ingin Berkarier Jadi Project Manajer? Ini Tugas, Tanggung Jawab, dan Skill yang Dibutuhkan
- Life13 Sep 2024
Mengenal Macam-macam Investasi Reksadana, Ada Apa Aja?
- Life13 Sep 2024
Hati-hati! Ketahui Ciri-ciri Penipuan Modus Lowongan Kerja Sebelum Melamar
- Life13 Sep 2024
5 Tips Sukses Memulai Investasi Reksadana di Bibit untuk Pemula
- Life10 Sep 2024
5 Cara Cek Aplikasi Investasi Apakah Terdaftar di OJK