Investasi Reksadana telah menjadi salah satu pilihan populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama bagi pemula yang ingin terjun ke dunia investasi tanpa harus repot-repot menganalisa saham secara langsung. Salah satu aplikasi yang memudahkan pengguna untuk berinvestasi di Reksadana adalah Bibit.
Bibit memiliki beberapa fitur yang sederhana dan panduan yang mudah diikuti. Bibit sangat cocok untuk siapa saja yang ingin memulai investasi terutama bagi pemula.
Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi Reksadana di Bibit, berikut ini adalah 5 tips yang bisa membantu investasi kamu berjalan lebih mulus.
1. Pahami Profil Risiko Kamu Sebelum Berinvestasi
Salah satu hal terpenting yang harus kamu lakukan sebelum berinvestasi di Reksadana adalah memahami profil risiko. Profil risiko adalah penilaian yang menggambarkan seberapa besar toleransi kamu terhadap fluktuasi investasi.
Bibit mempermudah hal ini dengan menyediakan fitur Robo Advisor yang akan memberikan rekomendasi berdasarkan profil risiko yang kamu miliki, baik itu konservatif, moderat, atau agresif.
Setelah kamu mengetahui profil risiko, pastikan untuk memilih produk Reksadana yang sesuai. Jika kamu seorang investor yang konservatif, pilih Reksadana pasar uang yang cenderung lebih aman dan stabil.
Sebaliknya, jika kamu agresif, Reksadana saham bisa memberikan imbal hasil lebih tinggi namun dengan risiko yang juga lebih besar.
2. Mulai dengan Modal Kecil
Salah satu keuntungan berinvestasi di Bibit adalah kamu tidak perlu memiliki modal besar untuk memulainya. Hanya dengan minimal investasi mulai dari Rp10.000, siapa saja bisa mulai berinvestasi.
Sebagai pemula, sebaiknya kamu memulai dengan nominal kecil terlebih dahulu untuk memahami cara kerja Reksadana dan mengamati kinerjanya sebelum menambah modal. meskipun modal kecil cukup untuk memulai, seiring berjalannya waktu, cobalah untuk konsisten menambah investasi setiap bulan.
Dengan demikian, kamu bisa memanfaatkan dollar cost averaging, yaitu strategi untuk mengurangi risiko dengan cara berinvestasi secara berkala dalam jumlah yang tetap.
3. Diversifikasi Portofolio Investasi
Diversifikasi adalah prinsip penting dalam investasi yang bertujuan untuk menyebar risiko. Dengan mendiversifikasi portofolio, kamu tidak menaruh semua uang di satu jenis Reksadana saja.
Misalnya, selain berinvestasi di Reksadana saham, kamu bisa membagi investasimu ke dalam Reksadana obligasi atau pasar uang. Bibit memudahkan diversifikasi dengan memberikan pilihan berbagai jenis Reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kamu.
Setelah kamu melewati portofolio yang terdiversifikasi, kamu bisa meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang keuntungan dalam jangka panjang. Pilih Reksadana dari manajer investasi yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik.
Jangan hanya terpaku pada satu manajer investasi, tetapi seimbangkan portofolio kamu dengan produk dari beberapa manajer investasi untuk diversifikasi lebih baik.
4. Pahami Biaya dan Imbal Hasil
Sebagai investor pemula, penting untuk memahami bahwa ada biaya yang akan dikenakan ketika kamu berinvestasi di Reksadana. Biaya ini bisa berupa biaya pembelian, biaya penjualan, atau biaya pengelolaan.
Meskipun di Bibit, sebagian besar Reksadana tidak mengenakan biaya pembelian dan penjualan, kamu tetap harus memperhatikan fee management yang dibebankan oleh manajer investasi.
Selain itu, penting juga untuk mempelajari imbal hasil atau return yang dihasilkan oleh Reksadana pilihan kamu. Imbal hasil Reksadana bisa berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar, dan hasil masa lalu tidak selalu mencerminkan hasil di masa depan.
Jangan tergiur oleh imbal hasil tinggi tanpa memperhitungkan risiko. Reksadana dengan return tinggi biasanya juga disertai dengan risiko yang lebih besar, terutama jika itu Reksadana saham.
5. Kamu Harus Punya Tujuan Investasi yang Jelas
Sebelum mulai berinvestasi, tentukan terlebih dahulu tujuan investasi kamu. Apakah kamu ingin menabung untuk dana darurat, biaya pendidikan anak, atau untuk pensiun? Dengan menetapkan tujuan yang jelas, kamu bisa memilih jenis Reksadana yang tepat serta menentukan jangka waktu investasi yang sesuai.
Bibit memudahkan pengguna untuk menetapkan tujuan investasi melalui fitur Goal-Based Investment, di mana kamu bisa menyesuaikan portofolio dengan target dan waktu yang sudah ditentukan. Jika tujuan investasi kamu jangka pendek (misalnya 1-3 tahun), pilihlah Reksadana pasar uang atau obligasi.
Namun, jika tujuan kamu jangka panjang (di atas 5 tahun), Reksadana saham bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena potensi imbal hasil yang lebih tinggi.
Investasi Reksadana di Bibit sangat cocok untuk pemula karena prosesnya yang mudah, modal awal yang rendah, dan berbagai fitur yang memandu kamu dalam berinvestasi.
- YS
Freelancer writer when have a time
Artikel lain dari Yun S
Rekomendasi
- Life17 Sep 2024
7 Hal Penting yang Harus Kamu Lakukan Setelah Selesai Wawancara Kerja
- Life17 Sep 2024
6 Pertanyaan Jebakan HRD Saat Wawancara Kerja Paling Sering dan Tips Menjawabnya
- Life16 Sep 2024
Selain Pengacara, Ini 5 Pekerjaan Menjanjikan Bagi Lulusan Kuliah Hukum
- Life16 Sep 2024
Apa Saja Tahapan Interview Kerja? Ternyata Tak Cukup Hanya Sekali
- Life13 Sep 2024
10 Prospek Kerja Lulusan Teknik Kimia, Jarang Diminati tapi Gaji Tinggi
- Life13 Sep 2024
Ingin Berkarier Jadi Project Manajer? Ini Tugas, Tanggung Jawab, dan Skill yang Dibutuhkan
- Life13 Sep 2024
Mengenal Macam-macam Investasi Reksadana, Ada Apa Aja?
- Life13 Sep 2024
Hati-hati! Ketahui Ciri-ciri Penipuan Modus Lowongan Kerja Sebelum Melamar
- Life13 Sep 2024
5 Tips Sukses Memulai Investasi Reksadana di Bibit untuk Pemula
- Life10 Sep 2024
5 Cara Cek Aplikasi Investasi Apakah Terdaftar di OJK