jurnalistika.id – Husnudzon atau berbaik sangka merupakan sifat terpuji saat menilai orang lain, peristiwa, masalah ataupun keadaan. Sifat Husnudzon memiliki manfaat dan hikmah ketika seorang muslim menerapkannya. Dalam akidah akhlak, Hudnudzon merupakan kebalikan dari Suudzon (berburuk sangka).
Syekh Ahmad Syihabuddin bin Salamah al Qalyubi dalam kitab ‘An Nawaadir’ menceritakan, pada suatu malam datanglah gerombolan perampok yang keluar hendak merampok di suatu tempat.
Setelah itu, perampok tersebut hendak istirahat karena malam sudah semakin larut. Maka mereka mencari tempat penginapan untuk istirahat.
Kemudian ketika sudah menemukan tempat penginapan, gerombolan itu menyembunyikan profesi sebenarnya agar pemilik rumah mengizinkannya untuk menumpang tidur. Mereka mengaku sedang melakukan perjalanan untuk berjuang di jalan Allah.
Pemilik rumah sangat senang karena kedatangan “para pejuang Islam” dan membukakan pintu lebar-lebar serta menjamu mereka dengan dengan pelayanan terbaiknya dengan harapan mendapatkan pahala dan keberkahan. Dalam hatinya tidak menaruh sedikitpun prasangka buruk (suudzon), padahal ia tidak mengenalnya.
Kebetulan, pemilik penginapan tersebut memiliki anak yang menderita penyakit lumpuh. Setelah gerombolan perampok tersebut selesai makan dan minum, diam-diam pemilik rumah mengambil dan mengumpulkan sisa-sisa air minum dalam sebuah wadah.
Baca juga: Pengertian dan Peristiwa Penting Pada Bulan Sya’ban
Hikmah Husnudzon: Anaknya Sembuh dari Lumpuh
Setelah mengumpulkan sisa-sisa air minum gerombolan perampok tersebut, kemudian ia berkata kepada istrinya:
“Wahai istriku, oleskan air ini ke seluruh tubuh anak kita, semoga saja anak kita bisa sembuh dengan lantaran berkah dari para tentara Allah ini”. Lalu istrinya mengerjakan perintahnya dengan baik. Atas izin Allah, anaknya sembuh total dan terlihat sangat bugar.
Sifat berbaik sangka (husnudzon) pemilik penginapan tersebut membuatnya mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Padahal penyakit anaknya tergolong mustahil disembuhkan. Lepas dari yang ia yakini adalah keliru, namun sifat husnudzon terbukti menghasilkan keberkahan.
Baca juga: Tips Khatam Alquran Selama Bulan Ramadhan, Lakukan 6 Cara Ini
Gerombolan Perampok pun Bertaubat
Pagi harinya, gerombolan perampok ini berangkat untuk merampok di suatu tempat. Setelah puas melakukan perampokan, mereka kembali menuju rumah penginapan tadi untuk bermalam.
Setelah sampai ke penginapan, gerombolan perampok tersebut kaget melihat seorang anak yang semula lumpuh kini bisa berjalan normal seperti anak-anak pada umumnya.
Karena masih tidak percaya dengan yang dilihat, mereka menanyakan kepada bapaknya anak tersebut, “Apa benar anak ini yang tempo hari tidak bisa berjalan (lumpuh)?”.
“iya benar!”, Jawab Bapak anak tersebut. “Aku mengambil sisa makanan dan air minum kalian dan mengoleskanya pada sekujur tubuhnya. Dengan berkah kalian, tidak disangka Allah memberi kesembuhan padanya”, imbuhnya.
Setelah mendengar penuturan sang pemilik penginapan, para perampok itu kaget dan akhirnya mereka membuka jati diri yang sebenarnya.
Mereka berkata: “Ketahuilah wahai pemilik penginapan! Kami ini sebenarnya adalah kawanan perampok yang keluar untuk merampok, bukan pejuang Islam”. Allah menyembuhkan putramu lantaran ketulusan niatmu. Dan saat ini juga kami bertobat kepada Allah.”
Setelah mereka bertobat, jadilah mereka pasukan perang, benar-benar mujahid fi sabilillah sampai ajal menjemputnya.
Dari kisah tersebut di atas, hikmah husnudzon atau berbaik sangka menghasilkan energi positif yang mampu menghasilkan keberkahan berupa kesembuhan dari penyakit yang parah.
Selain itu, dapat menyadarkan manusia untuk kembali pada jalan yang benar.