jurnalistika.id – Produk pertanian yang berpotensi menjadi andalan ekspor Indonesia ke depan salah satunya adalah vanili.
Vanili sendiri merupakan tanaman yang masuk dalam jenis tanaman anggrek yang berasal dari genus Vanilla.
Secara komersial, jenis tanaman vanili yang menguntungkan untuk dibudidayakan yakni Vanilla planifolia dan Vanilla Tahitensis.
Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, mendorong vanili kembali menjadi komoditas eskpor andalan pertanian Indonesia.
Guna memenuhi permintaan pasar global akan kebutuhan vanili, perlu upaya untuk meningkatkan produksi.
Terdapat perluasan lahan area tanam vanili di tahun 2021 sebesar 100 hektare (Ha).
Tercatat, saat ini Indonesia merupakan eksportir terbesar ke-dua vanili di dunia setelah Madagaskar.
Cakupan eskpor vanili Indonesia di tahun 2020 sebesar 8,71 persen dari kebutuhan dunia, sedangkan Madagaskar kokoh di peringkat ke-satu dengan cakupan sebesar 55,35 persen.
Eskpor vanili di tahun 2020 mencapai 363.052,51 kilogram, sebanyak 330.125,99 kilogram dalam bentuk vanili utuh yang belum menjadi bubuk.
Nilai eskpor tersebut, mencapai Rp. 883,03 milyar. Rp.883,80 milyar dalam bentuk tumbuk atau bubuk, sedangkan sisanya senilai Rp. 49,23 milyar dalam bentuk utuh.
Negara tujuan ekspor vanili Indonesia adalah Amerika Serikat, China, Jerman dan Perancis.
Produk vanili Indonesia menjadi salah satu komoditas yang mahal, bahkan lebih mahal daripada perak.
Harga vanili di pasar global mencapai harga fantastis sekitar 8 juta rupiah per kilogram dalam bentuk kering, bahkan bisa di atasnya. Tidak berlebihan jika banyak yang menyebut vanili sebagai emas hijau.
Penyebab mahalnya harga vanili adalah tanaman vanili yang relatif sulit untuk dibudidayakan dan perlu proses panjang untuk mengolahnya menjadi produk siap jual.
Prospek Cerah Vanili Tidak Sebanding dengan Tingkat Budidaya yang Masih Rendah
Meski menyandang sebagai komoditas eskpor andalan Indonesia terbesar ke-dua di dunia. Pengembangan tanaman vanili di dalam negeri saat ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan komoditas pertanian lain.
Harumnya vanili sebagai produk ekspor andalan pertanian Indonesia, Pemerintah merespon untuk kembali mengangkat kejayaan tanaman vanili.
Sinergi antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian Perdagangan untuk mendorong meningkatkan nilai tambah vanili kian mesra.
Kementan sejak 2020 telah menargetkan pada tahun 2024 pertumbuhan ekspor komoditas perkebunan salah satunya yaitu vanili menjadi tiga hingga lima kali lipat dari nilai ekspor saat itu melalui kebijakan Gerakan Eskpor Tiga Kali Lipat (Gratieks).
Upaya peningkatan produksi vanili di tingkat budidaya melalui pengembangan daerah yang dulunya menjadi sentra budidaya vanili di Indonesia kembali menggeliat.
Kota Salatiga di Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah yang terpilih Kementan untuk meningkatkan produksi vanili dalam negeri,
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya dan Balai Penelitian Rempah dan Obat (Balitro) serta Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah berperan sebagai tim identifikasi untuk pengembangan vanili di daerah tersebut.
Daerah-daerah lain di Indonesia yang menjadi sentra vanili adalah Bali, NTB, Papua dan Jawa Timur.
Selaras dengan hal itu, Kemendag terus berupaya meningkatkan nilai tambah ekspor komoditi vanili.
Melalui perwakilan perdagangan di luar negeri, yaitu para Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) guna mempromosikan produk-produk vanili bernilai tambah.
“Hal ini mengingat besarnya potensi Indonesia menjadi basis ekspor vanili terbesar di dunia. Salah satunya dapat tercapai melalui diversifikasi produk eskpor dengan tidak bergantung pada bahan mentah, tapi juga pengembangan hilirisasi produk olahan vanili,” Kata Direktur Jenderal Pengembangan Eskpor Nasional Kemendag, Kasan, di Jakarta, Kamis (13/8).
Baca Juga : 4 Perbedaan Tanaman Porang Dengan Umbi-Umbian Lainnya
Vanili banyak yang mengolahnya sebagai bahan baku industri makanan dan minuman, seperti ekstrak, sari, oleoresin, maupun bubuk.
Selain itu dapat juga diolah sebagai bahan baku kosmetik, parfum, herbal dan minyak wangi.
Hilirisasi produk dan pendampingan budidaya vanili ditingkat petani, pengepul maupun eksportir membuka peluang untuk meningkatkan nilai vanili sebagai produk pertanian yang berpotensi menjadi andalan andalan di masa depan.