Jurnalistika
Loading...

Mampukah Sistem Pendidikan Alternatif Menjawab Tantangan Pendidikan di Indonesia?

  • Malik Abdul Aziz

    15 Sep 2021 | 19:39 WIB

    Bagikan:

image

Foto: Butet Manurung pendiri Sokola Rimba

Jurnalistika.id – Pendidikan merupakan sumber utama dalam melaksanaan pembangunan nasional untuk membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Bertujuan agar peserta didik dapat menjadi manusia yang berilmu, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, kita diarahkan untuk mengikuti proses pembelajaran formal yang berjenjang dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga ke Perguruan Tinggi.

Baca juga: PTM di Tangsel, 168 Sekolah Mulai Belajar Secara Offline

Akan tetapi, pada pelaksanaannya di lapangan masih jauh dari ekspektasi. Data yang dirilis oleh Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) sepanjang tahun 2019 terdapat 4,3 juta siswa yang putus sekolah pada berbagai jenjang.

Hal ini menunjukkan kesadaran generasi sekarang dalam pendidikan masih rendah.

Faktor ekonomi menjadi faktor utama keterbatasan masyarakat untuk menempuh pendidikan formal, karena pengeluaran yang besar dan tidak sebanding dengan penghasilan keluarga.

Selanjutnya, faktor lingkungan sekitar, masyarakat dengan lingkungan yang minim kesadaran akan pendidikan memberikan dampak pola pikir anak-anak untuk mengikuti jejak masyarakat sekitar atau orang tua mereka agar segera bekerja bukan bersekolah.

Maka dari itu, kehadiran pendidikan alternatif menjawab segala persoalan berkenaan dengan dinamika proses pendidikan di Indonesia. Segala bentuk alasan di atas kini dapat diatasi dengan kehadiran sistem pendidikan alternatif.

Baca juga: PENSI Buka Kelas Online Teknik Menulis di Medsos, Gratis!!!

Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal, melainkan mencari materi dan metode deduktif baru sampai kurikulum baru. Menurut Nunuk Murniati, Penulis Buku dan pengamat pendidikan mengatakan, Pendidikan seharusnya bersifat kotekstual yang disesuaikan dengan lingkungan. Pendidikan untuk kaum marjinal pun demikian.

Contoh Realisasi Dari Sistem Pendidikan Alternatif di Indonesia

tantangan sistem pendidikan di indonesia
Butet Manurung Penggagas Sokola Rimba (photo/Wikipedia)

Apa yang disampaikan oleh Nunuk menemukan relevansinya dengan gerakan “Sokola Rimba”, sistem pendidikan Sokola Rimba digagas Butet Manurung pada tahun 2003 di hutan pedalaman Jambi. Awalnya, konsep pendidikan Sokola Rimba menyediakan pendidikan literasi dasar yaitu menulis, membaca dan berhitung.

Bukan hanya itu, Sokola Rimba juga menggunakan kurikulum pemerintah untuk program kejar paket A,B, dan C serta dirancang berdasarkan hasil analisis masalah yang terdapat di lokasi tersebut.

Dengan adanya pendidikan Sokola Rimba, Masyarakat pedalaman hutan Jambi dapat terhindar dan terbebas dari penipuan pembalakan hutan dan penipuan oknum-oknum yang memanfaatkan hutan secara ilegal.

Dalam pengembangan pendidikan Sokola Rimba, masyarakat kini juga diajarkan teknologi komputer, pengelolaan hasil pertanian kelautan dan ilmu secara kontekstual yang berguna untuk pengembangan daerah mereka.

Baca juga: Benyamin Jelaskan Teknis PTM di Tangsel

Hal inspiratif yang dapat menjadi contoh dari konsep Sokola Rimba Butet Manurung adalah Peduli Lingkungan Sekitar. Bergotong Royong, Mengikuti Organisasi Kemasyarakatan. Bertindak dan Berfikir Kreatif, Mengenal dan Mempelajari Budaya Baru, Mencintai Alam, Bersikap Hormat dan Saling Menghargai.

Menilai dari keberadaan pendidikan alternatif, sangat membantu khususnya untuk mengisi pos-pos yang belum efektif pada jenjang pendidikan formal ditambah sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) tidak dapat memenuhi kebutuhan akan esensi intelektualitas.

Akhirnya, dengan sistem pendidikan alternatif dapat membantu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas tanpa harus merasa terbebani biaya atau kendala lain karena pembelajaran dilakukan secara sederhana, mudah dan sukarela oleh para relawan dan penggiat pendidikan alternatif.

Penulis : Ismail Tambunan
Editor : Malik Abdul Aziz

Indonesia Cerdas

Kemendikbud

Pendidikan Alternatif

Sokola Rimba


Populer

5 Fakta Soal Insiden Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami