Jurnalistika.id – Ragam seni seperti tarian, musik, sastra, dan peran dapat kita temukan dalam drama. Bisa dibilang, drama adalah sebuah karya seni yang lengkap. Muatan aneka seni tersebut dalam drama saling mendukung, tidak dapat dipisahkan. Lalu, bagaimana dengan pementasan drama di Pesantren?
Hubungan erat antara pesantren dan kegiatan pementasan drama terdapat pada praktik pentas secara langsung oleh para santri. Dalam lingkup pesantren, tampil di depan umum adalah suatu keharusan untuk mendidik para santri menjadi seorang yang berjiwa besar, pemberani, berilmu pengetahuan, dan untuk melawan kerasnya zaman.
Kegiatan pementasan pada setiap pondok pesantren berbeda-beda, tergantung bagaimana kebijakan Lembaga Pendidikan tersebut. Kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh para santri dalam ajang pementasan drama dapat kita lihat dari jadwal mingguan, bulanan, dan tahunan santri.
Setidaknya ada dua pentas drama yang kerap dilaksanakan di lingkungan pesantren, hal ini dikarenakan penempatan dan kegiatan di asrama Akhwat (Perempuan) dan asrama Ikhwan (Laki-laki) yang berbeda. Yaitu Muhadhodoh Ashghor (kecil) dan Muhadhoroh Akbar (besar).
Ruang lingkup Muhadhoroh Ashghor lebih sempit daripada Muhadhroh Akbar. Dalam kegiatan tersebut, para santri diberikan waktu untuk menampilkan pertunjukan antar kamar atau antar kelas di depan santri yang lain. Santri biasa membawakan drama-drama tradisional dan modern, sesuai dengan kesepatakan masing-masing kamar atau kelompok.
Kegiatan selanjutnya adalah pementasan drama bulanan yang diadakan oleh pihak atau divisi kesenian pada acara tertentu (pensi, misalnya), biasanya semua Angkatan ikut serta di dalamnya.
Sedangkan Muhadhoroh Akbar merupakan kegiatan tahunan yang diramaikan oleh seluruh santri Akhwat dan Ikhwan, keduanya saling berkolaborasi dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pementasan drama tersebut biasa ditampilkan pada saat hari Milad (lahir) pondok pesantren, acara kelulusan, sambut alumni, dan rangkaian acara tahunan lainnya.
Dalam mempersiapkan pementasan, para santri melakukan latihan seperti olah tubuh, olah suara, menyiapkan naskah, mengkaji naskah, membagi peran, menyiapkan tata panggung, tata rias, kostum dan unsur penunjang lainnya.
Tujuan Pementasan Drama di Pondok Pesantren
1. Mengasah Kreativitas Santri
Menurut KBBI, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi, kekreatifan. Salah satu kategori orang yang cerdas kreatif adalah orang yang kreatif. Kecerdasan itu mampu menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang unik dan bervariatif meskipun dalam keadaan terdesak.
Oleh karena itu, pementasan drama yang terdapat di Pesantren merupakan salah satu hasil kreativitas Santri yang harus dilestarikan oleh warga di dalam Pesantren, dengan menerapkan nilai estetik yang ada.
2. Sebagai Tempat Mengasah Keberanian
Keberanian di dalam diri seseorang tidaklah muncul dengan sendirinya, melainkan harus melalui usaha terlebih dahulu. Menantang diri atas rasa tidak percaya diri atau takut tampil di depan orang banyak merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk mengasah keberanian.
Pementasan drama di Pesantren merupakan tempat yang tepat untuk mengasah keberanian santri. Karena ruang lingkup asrama yang dirasakan oleh santri membuat mereka semakin berkembang jika mereka sendiri ada usaha yang dilakukan.
3. Sebagai Sarana Hiburan
Pementasan drama yang terdapat di Pesantren merupakan salah satu hiburan yang sangat disukai oleh santri. Mengapa demikian?
Kegiatan santri yang padat membuat santri jenuh dan merasa lelah. Pementasan drama dapat menaikkan suasana hati dan lingkungan pesantren menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga kehidupan di dalam pesantren akan jauh lebih berwarna dan tidak monoton.
4. Mendalami Makna Kehidupan Melalui Naskah Drama
Naskah drama adalah sebuah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui akting yang dipentaskan. Hal ini berkaitan dengan prolog, dialog, dan epilog yang ada di dalam drama.
Naskah drama biasanya dimuat sesuai dengan nilai sosial yang ada pada zaman dimana karya tersebut dibuat, ketika dipentaskan kembali akan memberikan gambaran kepada khalayak banyak mengenai sejarah yang sudah lalu, Secara tidak langsung, pemain dan penonton akan larut ke dalam suasana pementasan dan dapat menafsirkan pesan yang ada di dalam pementasan drama tersebut sebagai tolak ukur kebenaran dan kebathilan.
5. Memberikan Bekal Untuk Kehidupan
Melanjutkan pembahasan poin ke-4, ketika pemain dan penonton telah memaknai kehidupan yang terdapat di dalam pementasan drama. Maka sebetulnya itu merupakan salah satu pelayaran atau perjalanan kisah hidup yang akan membawa para santri menuju kehidupan di luar Asrama, hal ini merupakan bekal yang dibutunkan.
Karena sejatinya, pembelajaran kehidupan mampu didapatkan dari luar Pendidikan formal yang dijalani. Semakin banyak pengalaman dan kisah hidup yang didapat, maka akan semakin banyak juga perjalanan yang dilalui.
6. Memberikan Nilai Estetika Bagi Penonton
Menurut Aristoteles, Nilai estetika adalah seni yang bisa memberikan dampak baik melalui ilmu pengetahuan sehingga dapat diaplikasikannya dan tidak kalah dengan ilmu eksak lain.
Keindahan bisa terwujud dari emosi melalui prosedur pembuatan karya seni. Keindahan juga berarti sebagai rasa puas dari pengamat seni terhadap karya yang terlihat. Sudah pasti bahwa pementasan sebelumnya dirancang dengan begitu baik, tujuannya agar seseorang yang melihat dapat merasakan keindahan yang akan dipentaskan.
Tetapi, pementasan juga bersifat Subjektik, pemaknaan dan penyampaian pesan tergantung bagaimana setiap inidividu (Santri) yang menyaksikan.
Nah, ternyata pementasan drama di pesantren memiliki tujuan yang sangat bagus dan mendidik ya. Semoga yang membaca Artikel ini dapat menikmati manfaat dari suatu pementasan drama, khususnya para santri di Pesantren.
*Penulis: Selvia Angraini (Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Baca Juga: