jurnalistika.id – Maraknya aplikasi perdagangan (trading) di Indonesia, imbas dari tingginya minat investasi masyarakat. Muncul banyak platform atau aplikasi trading yang disinyalir ilegal, sehingga menyebabkan kerugian bagi investor.
Teranyar, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, memblokir aplikasi trading ilegal seperti Binomo, Olymptrade, dan Quotex.
Belajar dari Binomo, aplikasi trading tersebut merugikan investor karena mempertaruhkan deposit para investornya melalui tebakan kenaikan nilai aset dalam durasi tertentu. Mirip seperti praktik judi online.
Menghindari kejadian serupa, calon investor perlu berhati-hati dan mempelajari cara kerja dari setiap aplikasi trading yang akan digunakan.
Berikut Lima tips Jitu agar tak terjerumus aplikasi trading ilegal
1. Memiliki Izin Dari Bappebti dan OJK
Bappebti, Kementerian Perdagangan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan daftar aplikasi perdagangan (trading) yang ilegal termasuk aplikasi dari luar negeri sesuai dengan Pasal 21 ayat (1) UU No 32 Tahun 1997.
Sehingga calon investor dapat mengakses dan mempelajari dokumen legalitas dari aplikasi trading tersebut termasuk alamat kantor.
Calon investor dapat mengecek lebih lanjut melalui portal resmi OJK di sikapiuangmu.ojk.go.id atau situs Bappebti di www.bappepti.go.id.
2. Instrumen Investasi Yang Ditawarkan
Melakukan riset mendalam segala sesuatu tentang sistem dari aplikasi trading.
Mempelajari instrumen investasi yang ada apakah sudah mendapatkan persetujuan dari otoritas yang berwenang.
Hindari instrumen investasi dengan bunga tetap dan profit sharing. Baik dalam investasi keuangan maupun perdagangan berjangka, karena umumnya menggunakan skema ponzi yang jelas tidak boleh dalam peraturan perundang-undangan.
Sebelum melakukan komitmen dengan perusahaan jasa perdagangan (trading), terlebih dahulu memahami persyaratan serta S&K yang berlaku , jika tidak paham, jangan enggan untuk bertanya.
3. Adanya Wakil Pialang
Menghindari entitas ilegal, calon investor harus terlebih dahulu mengenal pihak yang menawarkan atau sering disebut sebagai wakil pialang berjangka.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya menyampaikan apakah wakil pialang tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari otoritas yang berwenang.
“Apakah sudah mendapatkan izin dari otoritas berwenang. Kemudian untuk wakil pialang berjangka terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari Bappebti sebelum melakukan kegiatan perdagangan berjangka”. Tutur Tirta kepada merdeka.com. (Jumat (4/2).
4. Potensi Penipuan (Scam).
Semua investasi atau perdagangan selalu ada risiko rugi, tidak hanya mendapatkan keuntungan saja.
Untuk meyakinkan calon investor, terkadang banyak wakil pialang yang memberikan iming-iming dan janji manis akan mendapatkan profit besar dalam waktu singkat.
Terutama aplikasi trading yang berasal dari luar negeri, memberikan iming-iming kemudahan dalam akses produk-produk investasi seperti saham global dan forex.
Lebih baik mempelajari dahulu, apakah aplikasi trading tersebut menyediakan masa percobaan sebelum melakukan investasi, jangan seketika luluh tergiur dengan bujuk rayunya.
5. Opsi Pembayaran
Pialang yang legal pasti memiliki akun rekening yang telah terdaftar dan terverifikasi oleh otoritas berwenang.
Selain itu cara melakukan transaksi apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak.
Jika menawarkan kemudahan, dapat menjadi kecurigaan dari status legal suatu aplikasi trading tersebut.
Karena belakangan ini banyak aplikasi trading yang menawarkan transaksi dengan setor tunai dana di luar aplikasi, seperti di Telegram. Tentu cara tersebut menyalahi peraturan.
Selain ke-lima tips di atas, pentingnya edukasi di masyarakat agar selalu waspada dalam menginvestasikan uangnya merupakan peran dari otoritas berwenang.
Regulasi yang jelas dan pendindakan pelaku pelanggaran yang tegas dapat membendung laju dari maraknya aplikasi trading ilegal yang semakin eksis.
Baca Juga :
