Jurnalistika
Loading...

RAGAM

7 Daerah di Indonesia yang Punya Tradisi Sambut Bulan Ramadhan

Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, masyarakat di berbagai daerah Indonesia memiliki banyak tradisi menyambut Ramadhan.

  • Eka Aprilia

    28 Feb 2024 | 10:15 WIB

    Bagikan:

image
Tradisi Jalur Pacu di Riau. (riau.go.id)

Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia menyambutnya dengan tradisi unik. Baik itu masyarakat yang ada di daerah pulau Kalimantan, Jawa, hingga Sumatera.

Tradisi menjelang bulan suci Ramadhan ini umumnya dilakukan sebagai ungkapan kebahagian maupun rasa syukur karena masih diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa. Mengingat bulan penuh berkah ini hanya datang sekali dalam setahun.

Berikut ragam tradisi di sejumlah daerah di Indonesia menjelang Ramadhan.

1. Tradisi Meugang di Aceh Sebagai Bentuk Kekompakan Masyarakat Sekaligus Berbagi Sebelum Berpuasa

image
Tradisi Meugang di Aceh menyambut bulan Ramadhan dengan membeli daging. (maa.acehprov.go.id)

Masyarakta di Nangroe Aceh Darussalam memiliki tradisi Meugang ketika menjelang Ramadhan. Tradisi ini dipercaya sudah ada sejak zaman kerajaan Aceh.

Pada momen spesial buat menantikan bulan suci Ramadhan ini, masyarakat di Serambi Mekah akan menyembelih kambing atau kerbau. Biasanya dilakukan oleh seluruh warga aceh.

Buat mereka yang tidak mampu membeli, semua warga akan saling bahu-membahu supaya setiap orang bisa menikmati daging sebelum mulai berpuasa. Dan nggak cuma di bulan Ramadhan, Meugang juga jadi pesta rakyat pas Lebaran dan Hari Raya Haji datang.

2. Jalur Pacu Hiburan Masyarkat Riau Sebelum Mengamalkan Ibadah Puasa

image
Tradisi Jalur Pacu Riau (wonderfulimages.kemenparekraf.go.id)

Masih di Pulau Sumatera, tepatnya di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, terdapat suatu kegiatan yang menggetarkan jiwa menjelang bulan Ramadhan yang disebut Jalur Pacu.

Mirip dengan perlombaan dayung, kegiatan ini menghibur warga setempat dengan pesonanya yang khas di sungai-sungai Riau, di mana perahu tradisional menjadi bintang utamanya. Masyarakat dengan semangat membara berkumpul bersama untuk menyambut perhelatan ini.

Ritual yang hanya digelar sekali dalam setahun ini berakhir dengan ritual suci Balimau Kasai, di mana mereka membersihkan diri mereka menjelang matahari terbenam hingga malam tiba.

Tradisi ini bukan hanya mempererat ikatan sosial, tetapi juga memelihara warisan budaya yang kaya di tengah arus modernitas

3. Nyorong Menjadi Tradisi Masyarakat Betawi untuk Mengingatkan Akan Datangnya bulan Ramadhan

image
Nyorong adalah tradisi Betawi menjelang Ramadhan (senibudayabetawi.com)

Masyarakat Betawi juga ada tradisi kuno yang tetap lestari hingga kini bernama Nyorog. Tradisi ini merupakan aktivitas pembagian bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua sebelum Ramadhan tiba.

Meskipun istilahnya mulai meredup, namun kebiasaan mengirim bingkisan masih kuat di kalangan mereka. Isinya beragam, mulai dari bahan makanan mentah hingga daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, hingga sirup.

Lebih dari sekadar pembagian, Nyorog bagi masyarakat Betawi mengandung makna yang dalam. Menjadi simbol saling mengingatkan akan kedatangan bulan suci Ramadhan, sementara juga mengokohkan ikatan silaturahmi di antara keluarga.

Dalam keramaian kehidupan modern, tradisi ini menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menegaskan kekayaan budaya yang terus hidup dalam setiap langkah mereka.

4. Masyarakat Padang Memiliki Tradisi Balimau untuk Membersihkan Diri dengan Berendam di Air

image
Tradisi Balimau di Padang (menpan.go.id)

Selanjutnya, masyarakat Padang Sumatera Utara menjalankan tradisi yang menyejukkan jiwa, yakni Balimau. Tradisi ini adalah ritual membersihkan diri dengan mandi bersama di sungai atau pemandian alami.

Setiap tahun sebelum bulan Ramadhan, tradisi Balimau mengisi hari-hari masyarakat di Padang. Mulai dari matahari terbit hingga terbenam, mereka meramaikan sungai dengan kesucian.

Lebih dari sekadar ritual, Balimau membawa makna mendalam bagi mereka. Menjadi momen pembersihan lahir dan batin, mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah puasa dengan hati yang suci dan pikiran yang jernih.

5. Tradisi Padusan di Boyolali, Salatiga, dan Yogyakarta

image
Tradisi padusan (indonesia.go.id)

Beralih ke wilayah Klaten, Boyolali, Salatiga, dan Yogyakarta, tradisi memiliki warna-warni yang khas. Salah satunya adalah upacara Padusan, di mana masyarakat berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air yang dianggap kramat. 

Terlihat mirip dengan Balimau di Padang, namun tentu saja memiliki khasnya sendiri. Tradisi Padusan ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga agar siap menjalani ibadah puasa dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih.

Tidak hanya itu, Padusan juga menjadi momen untuk merenung dan membersihkan diri dari kesalahan serta dosa-dosa masa lalu. Disebut juga sebagai langkah pertama dalam perjalanan spiritual untuk menghadapi bulan Ramadhan dengan kesucian yang lebih besar.

6. Tradisi Megibung di Bali, Acara Memasak Lalu Makan Bersama Secara Melingkar

image
Tradisi Megibung (indonesia.travel)

Menyeberang lagi ke ujung timur Pulau Dewata, tradisi menyambut bulan Ramadan memiliki sentuhan unik yang dikenal sebagai Megibung. Di Kabupaten Karangasem, Bali, masyarakat merayakan Megibung dengan penuh semangat, mereka berkumpul untuk memasak dan menikmati hidangan bersama dalam lingkaran, duduk bersila.

Suasana Megibung dipenuhi dengan aroma makanan tradisional yang menggugah selera. Nasi disajikan dalam wadah daun pisang yang disebut gibungan, sementara lauk pauknya tersusun cantik di atas daun pisang yang disebut karangan.

Meriahnya acara ini tak terbantahkan, menjadi momen berharga bagi masyarakat setempat untuk bersatu dan menikmati kebersamaan dalam kehangatan tradisi.

7. Tradisi Bacahar Parut di Kalimantan Selatan, Membersihkan Perut dari Kotoran Sebelum Memasuki Ramadhan

Persiapan menyambut Ramadan di daerah Kalimantan Selatan, khususnya di Banjar dimulai dengan ritual pembersihan perut yang disebut pencaharan.

Para Tuan Guru dan keluarga mereka secara khusus melakukannya untuk membersihkan sisa-sisa makanan dan minuman yang terakumulasi selama sebelas bulan terakhir.

Metode pencaharan bisa melalui pengobatan tradisional seperti Begurah, di mana jeruk nipis atau rabukan sahang dimasukkan ke dalam hidung dan kemudian dipuntahkan bersama lendir dan sisa makanan yang telah lama berada dalam perut.

Alternatifnya, masyarakat juga dapat memilih pencaharan medis dengan meminum obat broklak berwarna coklat, yang akan menyebabkan buang air besar cair dalam jumlah besar.

Dengan tradisi Bacahar Parut ini, perut menjadi kosong dan terasa lebih ringan, terbebas dari kotoran dan sisa-sisa makanan yang mengendap. Sehingga, saat memasuki bulan Ramadan, mereka siap menerima makanan dan minuman baru dalam keadaan yang segar dan siap untuk menjalani ibadah dengan penuh semangat.

Itulah ragam tradisi di beberapa daerah Indonesia menjelang Ramadhan. Selain tujuh daerah tersebut, pastinya masih banyak lagi tradisi lain di daerah lain.


  • Eka Aprilia

    Hanya seorang penyalur ide lewat tulisan.

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Eka

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Eka Aprilia

    Rekomendasi