Jurnalistika
Loading...

RAGAM

5 Jenis Alat Musik Hadroh yang Berkembang di Indonesia

Buat kamu yang kepo tentang alat hadroh, yuk simak penjelasan di bawah ini!

  • Iswahyudi Candra Kusuma

    15 Des 2023 | 06:45 WIB

    Bagikan:

image
Alat-alat hadroh. (Dok. Istimewa)

Hadroh merupakan salah satu kesenian musik yang berkembang di Indonesia, biasa digunakan untuk mengiringi sholawat berisi puji-pujian saat pembacaan maulid sirah atau riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. Alat musik ritmis ini sering menyemarakkan acara-acara keislaman, seperti perayaan maulid, tasyakuran, serta acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).

Seiring berjalannya waktu, hadroh mengalami modifikasi dan kreasi dari segi alat-alat yang digunakan. Salah satu genre hadroh yang cukup populer di Indonesia, yaitu Hadroh Habsyi. Selain Habsyi terdapat juga kesenian Hadroh Al-Banjari yang cukup berkembang di daerah Jawa Timur. 

Hadroh Habsyi lebih dikenal dengan masyarakat Indonesia pada umumnya karena memiliki euforia yang menarik masyarakat. Beberapa grup hadroh yang cukup dikenal oleh masyarakat di antaranya Ahbabul Musthofa, Az-Zahir, dan Syubbanul Muslimin. 

Berbeda dengan Hadroh Al-Banjari yang merupakan seni terbangan murni, alat yang digunakan pada hadroh bergenre Habsyi ini lebih bervariatif.

Mari simak ulasan 5 jenis alat musik hadroh yang berkembang di Indonesia.

1. Bass

image
Bas hadroh (Dok. Istimewa)

Secara fisik, bass merupakan alat hadroh dengan ukuran yang terbilang paling besar di antara alat-alat lainnya. Tidak hanya ukuran, suara yang dihasilkan juga lebih besar dibanding alat lainnya. 

Bass umumnya terbuat dari kayu dengan lapisan permukaan pukul terbuat dari mika atau kulit hewan. Bass dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan stik yang ujungnya dilapisi busa padat.

Bass difungsikan sebagai pengiring sekaligus pengatur tempo. Kunci dari permainan yang harmonis dengan suara vokal ada pada bass. Jika pemukul bass melakukan kesalahan, maka akan mengganggu harmonisasi iringan alat lain dan  suara vokal.

2. Tam atau Tung

image
Tam mika (kiri) dan tam kulit (kanan) (Dok. Istimewa)

Tam merupakan alat musik hadroh yang mengiringi atau tandem dari bass itu sendiri. Alat ini berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 25cm dengan permukaan pukul yang terbuat dari mika atau kulit. Dimainkan dengan cara dipukul cukup dengan menggunakan jari tangan atau bisa juga dengan bantuan stik yang lebih kecil.

3. Darbuka

image
Darbuka (Dok. Istimewa)

Sekilas, alat ini serupa dengan dumbuk yang biasa digunakan sebagai instrumen dasar pada kesenian musik Islami.  Darbuka umumnya terbuat dari alumunium yang dicor atau dicetak, sedangkan dumbuk terbuat dari kayu. Mika yang digunakan juga agak berbeda dengan karakter suara yang berbeda pula.

4. Keprak

image
Keprak (Dok. Istimewa)

Jika dilihat, bentuk keprak dan tam serupa hanya saja berbeda ukuran. Keprak terbuat dari kayu mahoni atau kayu nangka. Keprak dimainkan secara berpasangan dengan bunyi yang saling bersahutan.

Jika didengar secara sepintas, suara yang dihasilkan keprak dan cara memainkannya hampir sama dengan cara memainkan alat marawis, hanya saja permainan keprak cenderung monoton dan tidak banyak variasi atau hanya sebagai pelengkap.

5. Rebana atau Hadroh

image
Ketimpring/hadroh (Dok. Istimewa)

Banyak istilah yang digunakan untuk menyebutkan nama alat rebana jenis ini. Ada yang menyebutnya dengan sebutan ketimpring, hadroh, atau terbangan. Alat inilah yang menjadi ikon dari kesenian hadroh sebagai alat musik utama. 

Rebana memiliki bentuk yang serupa dengan keprak dan tam, hanya saja alat ini memiliki ukuran yang jauh lebih besar. Permukaan pukul pada rebana terbuat dari kulit hewan ternak, seperti kambing atau sapi. 

Dimainkan dengan cara dipukul berbalasan.  Istilah yang digunakan untuk rumus pukulan berbalasan, seperti nikai-nganai atau lanangan-wedokan. 

Itulah 5 jenis alat hadroh yang  berkembang dan ramai digunakan di Indonesia. Dengan karakter suara dan fungsi yang berbeda di dalam penggunaannya. 


  • Iswahyudi Candra Kusuma

    Mahasiswa

Jurnalistika Community adalah platform terbuka untuk menulis. Semua konten sepenuhnya milik dan tanggung jawab kreator. Pelajari Selengkapnya.

Artikel lain dari Iswahyudi Candra

    Kamu suka artikel dari penulis ini? Lihat lagi yang lainnya dari Iswahyudi Candra Kusuma

    Rekomendasi