Jurnalistika
Loading...

Asal Usul Qunutan, Tradisi Perayaan Malam ke-15 Ramadhan di Indonesia

  • Jurnalistika

    11 Mar 2025 | 07:45 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi. (Pixabay)

jurnalistika.id – Masyarakat Muslim di Indonesia memiliki berbagai tradisi khas dalam menjalani bulan Ramadhan. Salah satu yang masih lestari hingga kini adalah qunutan atau kupatan, perayaan yang berlangsung pada malam ke-15 Ramadhan.

Tradisi qunutan kental dengan nuansa kebersamaan, ditandai dengan pembagian ketupat di masjid sebagai simbol rasa syukur atas setengah perjalanan ibadah puasa.

Pelaksanaan qunutan umumnya dimulai menjelang maghrib. Warga membawa ketupat yang telah matang ke masjid, lalu berbuka puasa di rumah masing-masing sebelum kembali ke masjid untuk shalat maghrib berjamaah.

Baca juga: Kisah Penuh Hikmah Marahnya Hasan Bashri pada Orang yang Puasa Ramadhan

Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan tahlilan dan doa bersama, serta pembagian ketupat secara acak. Dengan cara ini, setiap orang bisa mencicipi hasil masakan dari keluarga lain, mempererat kebersamaan dalam komunitas.

Sejarah Qunutan di Indonesia

Asal usul qunutan tidak memiliki catatan resmi, tetapi beberapa sumber menyebutkan bahwa tradisi ini sudah berkembang sejak masa Kesultanan Demak pada abad ke-16.

Saat itu, Islam semakin kuat di wilayah barat Pulau Jawa, terutama di Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten.

Sunan Gunung Jati disebut-sebut sebagai tokoh yang memperkenalkan tradisi berbagi ketupat ini. Pada tahun 1524, pasukannya yang didukung oleh Kesultanan Demak berhasil menguasai Pelabuhan Banten.

Sebagai bentuk perayaan dan wujud syukur, ketupat mulai dibagikan kepada masyarakat. Sejak saat itu, qunutan berkembang menjadi tradisi tahunan yang terus dijaga oleh generasi berikutnya.

Makna Spiritual Qunutan

Selain menjadi ajang berbagi makanan, qunutan juga mengandung nilai spiritual yang kuat. Malam ke-15 Ramadhan dipercaya sebagai titik awal meningkatnya cobaan bagi orang yang berpuasa. Karena itu, umat Islam dianjurkan membaca doa qunut dalam shalat tarawih sebagai permohonan perlindungan dari berbagai gangguan ibadah.

Hadits yang sering dikaitkan dengan doa qunut dalam shalat witir adalah sebagai berikut:

عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ: عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ: اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Artinya:

Dari Al-Hasan bin Ali, ia berkata: Rasulullah SAW mengajariku beberapa kalimat yang aku baca dalam shalat witir: ‘Ya Allah, berikanlah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berikanlah aku kesehatan di antara orang-orang yang Engkau beri kesehatan, pimpinlah aku di antara orang-orang yang Engkau pimpin, berkahilah aku dalam apa yang Engkau berikan, dan lindungilah aku dari keburukan yang Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau menetapkan, namun tidak ada yang dapat menetapkan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau pimpin, Maha Berkah Engkau dan Maha Tinggi Engkau.‘” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Baca juga: Kisah Inspiratif Sahabat Nabi di Bulan Ramadhan: Pingsan Pertama Kali Puasa

Bacaan dalam shalat tarawih juga mengalami perubahan pada malam ke-15 Ramadhan. Sebelum qunutan, bacaan surat pendek dalam shalat tarawih biasanya diambil dari Surah At-Takasur hingga Surah Al-Qari’ah.

Setelah qunutan, imam memulai bacaan dari Surah Al-Qadr, karena diyakini bahwa malam-malam setelah qunutan adalah waktu yang penuh berkah dan menjadi kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar.

Hubungan Qunutan dengan Zakat Fitrah

Qunutan juga memiliki kaitan dengan pembayaran zakat fitrah. Setelah malam ke-15 Ramadhan, umat Islam mulai disarankan untuk membayar zakat fitrah sebagai bagian dari persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Zakat fitrah wajib ditunaikan bagi setiap Muslim yang mampu, dan diberikan kepada golongan mustahik sebelum shalat Idul Fitri.

Pembagian ketupat dalam tradisi qunutan mencerminkan semangat berbagi yang selaras dengan tujuan zakat fitrah, yakni membersihkan diri dan menyempurnakan ibadah puasa.

Tradisi qunutan masih terus dilakukan hingga kini, meskipun mengalami berbagai penyesuaian. Di beberapa daerah, perayaan ini tidak hanya berupa pembagian ketupat, tetapi juga diisi dengan kegiatan sosial seperti santunan anak yatim, pengajian akbar, hingga pembagian sembako untuk kaum dhuafa.

Banyak masyarakat yang tetap menjaga tradisi ini sebagai wujud rasa syukur atas berkah Ramadhan dan sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi.

Bagi sebagian orang, qunutan bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol perjalanan spiritual yang lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.


Referensi:

  • Jurnal Tradisi Qunutan di Pertengahan Ramadhan (Studi Living Hadis di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten) oleh Muchlas Hakho Bahri dkk.
  • muhamadbasuki.web.id

qunutan

Ramadhan

tradisi ramadhan


Populer

Viral Dapat Jatah Komisaris, Ini 4 Kontroversi Abu Janda Paling Viral
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami