Jurnalistika
Loading...

Asal Usul Umat Islam Diwajibkan Puasa pada Bulan Ramadhan

  • Arief Rahman

    29 Feb 2024 | 08:55 WIB

    Bagikan:

image

Ramadhan 2024. (Dok. Canva)

jurnalistika.id – Tinggal hitungan hari lagi, Umat Islam Indonesia akan mulai menjalankan ibadah puasa pada Ramadhan 2024. Sebelum menahan lapar dan minum setiap hari dalam sebulan, perlu juga mengetahui asal usul ibadah ini wajib dilaksanakan.

Berdasarkan Kalender Hijiriah Indonesia 2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembina Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI, awal puasa Ramadhan 2024 diperkirakan jatuh pada 12 Maret 2024.

Baca juga: Tata Cara Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Lengkap dengan Doa dan Artinya

Namun, untuk kepastiannya umat Islam Indonesia perlu untuk menunggu keputusan pemerintah yang umumnya akan menggelar sidang isbat. Biasanya awal Ramadhan tidak akan jauh dari hari yang diperkirakan.

Asal Usul Wajib Puasa pada Bulan Ramadhan

Dilansir dari NU Online, kewajiban puasa Ramadhan bagi umat Islam tidak terlepas dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Negeri Yastrib (Madina). Mengingat peristiwa tersebut menjadi landasan bagi penyempurnaan syariat Islam di masa mendatang.

Namun, sebelumnya ibadah menjalankan puasa juga sudah ada sejak zaman jahiliah. Tetapi waktu itu ditentang oleh kaum jahiliah.

Kamudian Allah SWT kembali memerintahkan untuk menjalankan ibadah puasa pada zaman Rasulullah SAW. Dalam buku Risalah Ramadhan karya Affandi Mochtar dan Ibi Syatibi dijelaskan umat Islam awalnya puasa pada 10 Muharram atau hari Asyura.

Baca juga: Bacaan dan Waktu Niat Puasa Ramadhan,Tulisan Arab, Latin, hingga Artinya

Saat tiba di Madinah, Nabi Muhammad juga mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada 10 Muharram. Mereka melaksanakannya karena pada hari itu Allah SWT menyelematkan Nabi Musa dan kaumnya dari serangan Raja Fira’un.

Nabi Muhammad pun melaksanakan puasa pada 10 Muharram sebagai tanda syukur kepada Allah. Kemudian Nabi memerintahkan Umat Islam agar ikut berpuasa pada hari tersebut.

Dalam sumber lain, sebelum ayat Al-Quran tentang kewajiban berpuasa turun, Nabi Muhammad juga menjalankan ibadah puasa selama 3 hari setiap bulannya. Hal ini mengikuti kewajiban yang dilakukan oleh Nabi Nuh AS.

Puasa Ramadhan Diwajibkan Pada Tahun ke-2 Hijiriah

Kemudian kewajiban berpuasa Ramadhan terjadi pada tahun ke-2 setelah Nabi berhijrah ke Madinah ditandai dengan turunnya Q.S Al-Baqarah ayat 183-184 yang bunyinya:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ‏ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Q.S AL-Baqarah: 183)

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ‏ ١٨٣ اَيَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مَّرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَ​ؕ وَعَلَى الَّذِيۡنَ يُطِيۡقُوۡنَهٗ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِيۡنٍؕ فَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهٗ ؕ وَاَنۡ تَصُوۡمُوۡا خَيۡرٌ لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ‏

Artinya: (Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya,1 wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,2 maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah:184).

Setelah Firman Allah ini diturunkan, Puasa Ramadhan menjadi suatu ibadah yang wajib untuk dijalankan umat Islam selama satu bulan penuh. Dikerjakan sesuai dengan rukun dan syariat agama.

Sebelumnya, syariat puasa hanya memperbolehkan makan, minum dan berhubungan suami-istri setelah berbuka hingga shalat Isya dan tidur. Setelah bangun, tidak lagi diperbolehkan melakukan perbuatan tadi.

Pada saat itu, syariat ini cukup menyulitkan umat Islam sehingga banyak yang melanggar. Lalu Allah menurunkan QS Al Baqarah ayat 187 yang memperbolehkan makan, minum, dan berhubungan intim suami-istri sepanjang malam hingga terbit fajar.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

asal usul puasa

Puasa Ramadhan

Ramadhan 2024


Populer

5 Fakta Soal Insiden Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami