Jurnalistika
Loading...

Kisah Inspiratif Sahabat Nabi di Bulan Ramadhan: Pingsan Pertama Kali Puasa

  • Jurnalistika

    05 Mar 2025 | 09:55 WIB

    Bagikan:

image

Kisah inspiratif sahabat Nabi saat bulan puasa Ramadhan. Ilustrasi. (By AI)

jurnalistika.id – Kisah inspiratif sahabat nabi saat menjalani ibadah puasa saat bulan Ramadhan selalu menjadi pendorong semangat untuk beramal lebih baik lagi. Terkadang dapat menjadi motivasi agar tetap istiqomah beribadah.

Sebab, Ramadhan adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kisah perjalanan agama Islam, ada cerita inspiratif dari para sahabat Nabi yang menjadi pelajaran berharga.

Salah satunya adalah kisah Qais bin Shirmah, seorang sahabat Nabi yang pingsan saat berpuasa karena tidak sempat makan sahur. Selain inspiratif, kisah Qais juga menjadi latar belakang turunnya ayat Al-Qur’an tentang waktu sahur.

Siapakah Qais bin Shirmah?

Qais bin Shirmah adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari kaum Anshar. Ia dikenal sebagai sosok yang taat beribadah dan pekerja keras.

Meskipun sehari-harinya bekerja sebagai tukang kebun di kebun kurma, Qais tetap konsisten menjalankan ibadah puasa.

Baca juga: Kisah Inspiratif Para Sahabat Nabi pada Bulan Puasa Ramadan

Namun, kisahnya yang paling terkenal terjadi saat ia pingsan karena tidak sempat makan sahur. Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi umat Islam tentang pentingnya sahur sebelum berpuasa.

Kisah Qais bin Shirmah dan Puasa Tanpa Sahur

Pada awal diwajibkannya puasa Ramadhan, belum ada ketentuan jelas tentang batas waktu makan dan minum. Saat itu, umat Islam berpuasa sejak setelah shalat Isya hingga magrib keesokan harinya.

Artinya, jika seseorang tertidur sebelum sempat makan, ia harus melanjutkan puasa tanpa sahur. Hal inilah yang dialami oleh Qais bin Shirmah.

Suatu hari, setelah bekerja keras di kebun kurma, Qais pulang ke rumah dalam keadaan lelah. Ia bertanya kepada istrinya apakah ada makanan untuk berbuka.

Sayangnya, sang istri menjawab bahwa tidak ada makanan yang tersedia. Ia pun berjanji akan mencari makanan untuk suaminya.

Sambil menunggu, Qais yang kelelahan memutuskan untuk beristirahat dan akhirnya tertidur.

Baca juga: 6 Lokasi Berburu Takjil Ramadhan 2025 di Pamulang Tangsel, Yuk Cek!

Ketika istri Qais kembali dengan membawa makanan, ia melihat suaminya sudah tertidur lelap. Tak tega membangunkannya, ia membiarkan Qais tidur.

Keesokan harinya, Qais bangun dan langsung melanjutkan pekerjaannya tanpa sempat makan sahur. Akibatnya, di tengah pekerjaan, ia pingsan karena kelelahan dan perut kosong.

Turunnya Ayat tentang Sahur

Kejadian ini dilaporkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melihat kondisi Qais dan sahabat lainnya yang mengalami hal serupa, Allah SWT menurunkan firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 187:

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…”

Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam diperbolehkan makan dan minum hingga terbit fajar, yang menjadi batas waktu sahur. Dengan demikian, kisah Qais bin Shirmah menjadi cikal bakal turunnya ketentuan sahur dalam ibadah puasa.

Pelajaran dari Kisah Qais bin Shirmah

Kisah Qais bin Shirmah mengajarkan kita beberapa pelajaran berharga:

  1. Pentingnya Sahur: Sahur bukan hanya sekadar makan sebelum puasa, tetapi juga sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sahur memberikan energi untuk menjalani puasa seharian.
  2. Keseimbangan Ibadah dan Pekerjaan: Qais adalah contoh sahabat yang taat beribadah meskipun harus bekerja keras. Ini mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan tanggung jawab duniawi.
  3. Kesabaran dan Ketabahan: Meskipun mengalami kesulitan, Qais tetap menjalankan puasa dengan ikhlas. Ini menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi ujian.

Kisah Qais bin Shirmah adalah bukti bahwa setiap peristiwa dalam sejarah Islam memiliki makna dan pelajaran yang mendalam. Dari kisahnya, kita belajar tentang pentingnya sahur, keseimbangan hidup, dan ketabahan dalam beribadah.

Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk menjalani Ramadhan dengan penuh semangat dan keikhlasan. Selamat menunaikan ibadah puasa!

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.


Referensi:

  • altsaqafah.id
  • aluswahtuban.or.id

kisah di bulan ramadhan

kisah inspiratif

kisah ramadhan

Kisah Sahabat Nabi

Ramadhan


Populer

Ridwan Kamil Akui Rumahnya Digeledah KPK Terkait Kasus Bank BJB
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami