jurnalistika.id – Setelah kurang lebih satu tahun lamanya, Syaikh Maulana Ishaq berada di Pesantren Ampeldenta, milik Sunan Ampel, terbersit hatinya berkeinginan untuk melakukan dakwah Islam di tempat lain. Beliau yakin dengan bekal ilmu dan ridlo Sang guru beliau akan berhasil melakukan dakwah Islam.
Setelah mendapatkan restu dari gurunya, Sunan Ampel, lalu ia berangkat menuju daerah Blambangan. Sebuah daerah yang terletak di sebelah selatan Banyuwangi, Jawa Timur. Alasan beliau memilih dakwah Islam di daerah ini karena atas saran dari Sunan Ampel.
Berdasarkan keterangan dari sumber lain, alasan Maulana Ishaq memilih Blambangan ini disebabkan beliau memiliki kedekatan dan hubungan yang sangat baik dengan beberapa orang di daerah itu.
Blambangan Dilanda Pageblug
Saat itu, wilayah kerajaan Blambangan sedang dilanda pageblug atau wabah penyakit misterius yang sangat mengerikan. Prabu Menak Sembuyu, nama Raja Blambangan ini sangat gundah dan gelisah melihat wabah yang melanda negerinya itu. Wabah ini menimbulkan suasana angker dan ketakutan penduduk Blambangan.
Sebab penyakit yang melanda tergolong sangat ganas. Jika pagi hari orang terkena penyakit itu, maka sore harinya meninggal. Jika sore harinya terserang penyakit itu, maka pagi harinya meninggal. Banyak rakyat Blambangan yang meninggal akibat pageblug ini.
Melihat penderitaan rakyatnya itu, hati Prabu Minak Sembuyu diliputi rasa gelisah dan khawatir. Terlebih lagi putri tercintanya, Dewi Sekardadu ikut terserang penyakit ganas misterius itu. Semua tabib tersohor yang dia undang ke istana tidak berhasil mengobatinya. Akhirnya, sang raja mengumumkan sebuah sayembara.
“Siapa saja yang bisa menyembuhkan sakit sang putri, Dewi Sekardadu dan melenyapkan wabah pagebluk ini, maka jika dia seorang laki-laki akan dinikahkan dengan putrinya dan jika dia perempuan, maka akan diangkat menjadi saudara putrinya, Dewi Sekardadu” ucap Menak Sembuyu.
Tapi, tidak ada seorang pun yang sanggup memenangkan sayembara itu. Di tengah keputusasaan, Sang Prabu mengutus Patih Bajul Sengara mencari pertapa sakti. Dalam pencarian itu, Sang Patih sempat bertemu dengan seorang pertapa sakti yang bernama Resi Kandayana. Dan, resi inilah yang memberi informasi tentang Syekh Maulana Ishaq.
Syekh Maulana Ishaq Menyembuhkan Putri Sekardadu
Rupanya, Maulana Ishaq mau mengobati Dewi Sekardadu, jika Prabu Menak Sembuyu dan keluarganya bersedia masuk Islam. Prabu Menak Sembuyu menyetujui syarat yang diajukan Ishaq itu. Dia kemudian melakukan shalat hajat dan memohon pertolongan Allah SWT untuk kesembuhan Dewi Sekardadu. Sungguh ajaib, penyakit yang
Setelah Putri Sekardadu sembuh, syaratnya pun dipenuhi. Seluruh keluarga raja memeluk agama Islam. Setelah itu Dewi Sekardadu dinikahkan dengan Maulana Ishaq. Sayangnya, Prabu Menak Sembuyu tidak menjadi seorang muslim dengan sepenuh hati.
Ia malah iri menyaksikan Maulana Ishaq berhasil meng-Islamkan sebagian besar rakyatnya. Lalu ia berusaha menghalangi syiar Islam, bahkan mengutus orang kepercayaannya untuk membunuh Maulana Ishaq. Pada akhirnya, Ishaq meninggalkan Blambangan dan kembali ke Pasai, Aceh, karena merasa jiwanya terancam.
Sebelum berangkat ia hanya berpesan kepada Dewi Sekardadu yang sedang mengandung tujuh bulan agar kelak anaknya diberi nama Raden Paku. Setelah bayi laki-laki itu lahir, Prabu Menak Sembuyu melampiskan kebenciannya kepada anak Maulana Ishaq dengan membuangnya ke laut dalam sebuah peti.
Ikuti Jurnalistika di Google News, klik di Sini.
Kontributor: Khazim