jurnalistika.id – Di saat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya, beliau mengalami sesuatu hal yang luar biasa sehingga mengalami guncangan fisik dan psikis.
Beliau pulang dalam kondisi gemetar dan bergegas hingga masuk ke rumah Khadijah. Kemudian Nabi berkata kepadanya: Selimuti aku, selimuti aku. Maka Khadijah pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya.
Lalu Nabi bertanya: “Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku ini?”. Lalu Nabi menceritakan kejadian yang beliau alami kemudian mengatakan, “Aku amat khawatir terhadap diriku”. (H.R. Bukhari)
Maka Khadijah mengatakan, “Sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang menegakkan kebenaran”. (H.R. Bukhari)
Menemui Waraqah bin Naufal
Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin Naufal, ia adalah saudara dari ayahnya Khadijah. Waraqah telah memeluk agama Nasrani sejak zaman jahiliyah. Ia pandai menulis Al Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam bahasa Arab seberapa yang dikehendaki Allah untuk dapat ditulis. Namun usianya ketika itu telah lanjut dan matanya telah buta.
Baca juga: Lakukan 6 Cara Ini Agar Khatam Alquran Selama Puasa Ramadhan
Setelah sampai di rumah Waraqah bin Naufal, Nabi diminta untuk menceritakan pengalaman luar biasa ketika menerima wahyu pertama. Waraqah mendengarkan cerita Nabi dengan penuh ketekunan.
Waraqah Meyakini Kenabian Muhammad Saw
Usai mendengarkan Nabi, Waraqah bin Naufal berkata: “Walladzi nafsi biyadih innaka lanabiyyun hadzihi ummati walaqad jaa-aka anaamusul-akbaru alladzi jaa-a Musa wa inna qaumaka sayukadzzibunaka wa yu’dzunaka wa yukhrijunaka wa yuqaatilunaka”.
Yang artinya: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Sungguh Engkau adalah Nabi umat ini. Telah datang kepadamu An Namus al Akbar (malaikat Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Musa. Sungguh kaummu akan mendustakanmu, mengganggumu, mengusirmu, dan memerangimu,”.
Mendengar ucapan Waraqah tersebut, Nabi bertanya tentang pengusiran yang akan menimpanya, maka Waraqah menjawab, tidak ada seorangpun yang membawa risalah kebenaran yang serupa dengan Nabi Muhammad, kecuali akan diusir, dimusuhi dan diperangi. Bahkan Waraqah sendiri bersedia membela dengan sekuat tenaganya bila usianya mencapai pada masa itu.
Ramalan Waraqah bin Naufal Terbukti
Apa yang dikatakan oleh Waraqah bin Naufal di kemudian hari terbukti. Nabi dalam menyampaikan dakwah Islamnya menghadapi sejumlah halangan dan tantangan yang sangat berat. Salah satu buktinya ialah pengusiran Nabi Sawvketika berdakwah di Thaif.
Baca juga: Kisah Perang Badar yang Terjadi di Bulan Ramadhan
Dikisahkan bahwa Rasulullah menyampaikan dakwah Islam di Tha’if selama 15 malam. Setiap bertemu warga Thaif baik di pasar maupun di tempat lain, Beliau mengenalkan Islam dan mengajak warga untuk mentauhidkan Allah. Apa yang Rasulullah sampaikan ternyata mendapat penolakan keras dari penduduk Thaif.
Penduduk Thaif menolak Islam, bahkan mengusir Rasulullah agar keluar dari Thaif. Tak hanya mengusir Nabi, penduduk Thaif juga melempari Nabi dengan batu. Hal ini membuktikan bahwa apa yang diucapkan Waraqah bin Naufal di kemudian hari terbukti.