jurnalistika.id – Selama bulan Ramadhan banyak perbuatan yang sering terlewatkan rupanya merupakan amalan sunnah yang bisa menambah pahala. Kebanyakan orang bahkan mungkin belum menyadari meski dilakukan selama menjalankan ibadah pada bulan suci ini.
Sebagai bulan penuh ampunan dan berkah, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk memanfaatkan momentum Ramadhan untuk memperbanyak pahala. Mengingat Ramadhan hanya datang sekali dalam setahun.
5 Perbuatan di Bulan Ramadhan yang BIsa Menambah Pahala
Dilansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), berikut beberapa perbuatan pada bulan Ramadhan yang sebenarnya merupakan amalan sunnah yang bisa menambah pahala.
1. Sahur Meski Hanya Sedikit
Beberapa orang mungkin tidak jarang melewatkan sahur karena merasa akan kuat menjalankan ibadah puasa pada keesokan harinya. Padahal sahur meskipun makan sedikit adalah amalan sunnah.
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
“Sahurlah, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR Bukhari 1923).
Baca juga: 5 Amalan Ringan di Bulan Ramadhan, Perbanyak Pahala Selama Bulan Suci
Sahur juga menjadi pembeda puasa umat Islam dengan ahli kitab, sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut.
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Dari Amru bin al-‘Ash, Rasulullah SAW bersabda, “Beda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim 1096)
2. Mengurangi Tidur dan Perbanyak Istighfar
Tak heran saat puasa dengan menahan lapar dan minum seharian bisa membuat tubuh lelah, sehingga tubuh merasa ingin tidur. Mencontoh Rasulullah SAW, beliau mengamalkan untuk mengurangi waktu tidur dan memperbanyak istighfar saat Ramadhan.
Amalan ini juga ditegaskan dengan firman Allah SWT dalam Al Quran surat ad-Dzariyat yang berbunyi:
كَانُوْا قَلِيْلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Artinya: “Mereka sedikit tidur di malam hari. Di waktu sahur mereka beristighfar.” (QS Ad Dzariyat 17-18)
3. Menjaga Ucapan dari Perkataan Buruk
Rasulullah SAW selalu mengupayakan untuk selalu menjaga lidah dari perkataan buruk. Seperti menggunjing, memaki, atau berbicara kotor lainnya, hal ini dijelaskan dalam hadits berikut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللَّهُ سبحانه وتعالى : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Allah Swt berfirman (hadits qudsi):
“Setiap amal anak cucu Adam adalah untuknya, kecuali puasa, itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu perisai (benteng). Apabila kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor dan bersuara keras (berteriak-teriak).
Baca juga: 5 Masjid di Jakarta yang Sediakan Buka Puasa Gratis Selama Ramadhan 2024
Kalau ada yang mengajak bertengkar atau berdebat maka katakanlah: “Aku sedang puasa.” (HR Bukhari 1904)
4. Tetap Berpuasa Meski Sedang dalam Perjalanan
Berpuasa ketika sedang dalam perjalanan jauh memang mungkin menjadi hal yang sulit bagi sebagian umat Islam. Namun, perbuatan tersebut adalah amalan sunnah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ حَمْزَةَ بْنَ عَمْرٍو الأَسْلَمِيَّ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَأَصُومُ فِي السَّفَرِ؟ وَكَانَ كَثِيرَ الصِّيَامِ، فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ فَصُمْ وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ
Artinya: Dari Aisyah ra, Hamzah bin Amru al-Aslami bertanya pada Nabi SAW: “Apakah sebaiknya aku berpuasa dalam safar?” Hamzah adalah seorang yang hobi berpuasa. Nabi Saw menjawab: “Kalau mau silahkan berpuasa, kalau mau silahkan tidak berpuasa.” (HR Bukhari 1943)
5. Menyegerakan Berbuka Puasa
Jika kamu sering menunda-nunda berbuka puasa karena merasa masih kuat, lebih baik jangan lakukan dari sekarang. Sebab, Rasulullah mencontohkan agar selalu menyegerakan berbuka puasa setelah tiba waktunya.
عَنْ أَبِي عَطِيَّةَ قَالَ: دَخَلْتُ أَنَا وَمَسْرُوقٌ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْنَا : يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، رَجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ الصَّلَاةَ وَالْآخَرُ يُؤَخِّرُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ الصَّلَاةَ، قَالَتْ: أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ الصَّلَاةَ؟ قَالَ : قُلْنَا عَبْدُ اللهِ يَعْنِي ابْنَ مَسْعُودٍ قَالَتْ: كَذَلِكَ كَانَ يَصْنَعُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Dari Abu ‘Athiyyah, dia berkata: “Saya bersama Masruq datang menemui Sayyidah Aisyah. Kami berkata, “Wahai Ummul Mukminin, ada dua orang sahabat Nabi SAW yang pertama menyegerakan berbuka dan menyegerakan mengerjakan sholat.
Yang kedua menunda buka dan menunda sholat.” Aisyah ra bertanya: “Siapa yang menyegerakan berbuka dan menyegerakan sholat?” Kami menjawab: “Abdullah bin Mas’ud.” Ia berkata: “Demikian juga yang dilakukan Rasulullah SAW.” (HR Muslim).
Setelah mengetahui beberapa amalan yang telah dijelaskan, dianjurkan mulai sekarang jangan melewatkannya lagi. Supaya mendapatkan pahala yang maksimal selama bulan Ramadhan.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.