jurnalistika.id – Indonesia tengah menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi, ditandai dengan deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan survei yang dirilis oleh Inventure pada Selasa (22/10/2024), terdapat berbagai temuan terkait kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah di Indonesia selama tiga tahun terakhir.
Managing Partner Inventure, Yuswohady, menyatakan sebanyak 51 persen kelas menengah merasa tidak mengalami penurunan daya beli. Sementara 49 persen lainnya mengaku daya beli mereka menurun drastis.
Baca juga: Kabinet Prabowo Dinilai “Obesitas”, Ekonom INDEF Soroti Efisiensi dan Koordinasi
Mayoritas dari kelompok yang mengalami penurunan daya beli tersebut (85 persen) menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok sebagai faktor utama.
Selain itu, biaya pendidikan dan kesehatan yang semakin mahal (52 persen) serta pendapatan yang stagnan (45 persen) turut menjadi penyebab terhimpitnya kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat kelas menengah.
Yuswohady juga mengungkapkan bahwa kelompok yang paling rentan terhadap penurunan daya beli adalah aspiring middle class atau kelas menengah bawah dengan persentase 67 persen. Sementara itu, kelompok middle class yang mengalami penurunan daya beli mencapai 47 persen.
“Aspiring middle class adalah kelompok yang paling rentan terhadap penurunan daya beli dibanding middle class. Tekanan ekonomi saat ini lebih dirasakan oleh kelompok aspiring middle class,” ujar Yuswohady.
Survei ini mencerminkan situasi ekonomi yang sedang dihadapi kelas menengah Indonesia. Khususnya bagi kelompok yang lebih rentan terhadap dinamika ekonomi saat ini.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini