Jurnalistika
Loading...

Alasan Masyarakat Perlu Tahu Dampak Nilai Tukar Rupiah yang Melemah

  • Jurnalistika

    10 Apr 2025 | 16:55 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi mata uang rupiah tukaran Rp100 ribu. (Unsplash/Muhammad Daudy)

jurnalistika.id – Perubahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing sedikit banyaknya mempengaruhi kehidupan masyarakat dari level bawah hingga atas. Sehingga setiap orang perlu mengetahui pentingnya hal tersebut.

Sebagai contoh, per hari ini Kamis (10/4/2025) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US dolar) sudah berada diangka Rp16.823. Angka tersebut terbilang tinggi, meski ada sedikit penurunan dari hari sebelumnya, Rabu (9/4) yang bertahan diangka Rp16.872,5 per dolar AS.

Nah, hal pentingnya adalah angka yang bergerak fluktuatif ini tidak hanya berdampak pada grafik-grafik pasar uang atau ruang rapat pelaku industri besar. Namun, ia juga punya efek nyata bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Itulah alasannya masyarakat awam sekalipun juga perlu mengetahui dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Indonesia dengan Ekonomi Terbuka

Sebelumnya, penting diketahui Indonesia saat ini menganut sistem ekonomi terbuka. Artinya, transaksi ekonomi negara ini tidak hanya terbatas di dalam negeri, tapi juga melibatkan dunia luar.

Ada dua bentuk utama dari transaksi ini, yaitu aliran barang dan jasa (ekspor-impor) serta aliran modal (uang), termasuk investasi.

Baca juga: Untung Rugi Jika TKDN Dihapus

Coba bayangkan kamu membeli iPhone buatan Amerika, atau menanam saham di perusahaan luar negeri, meskipun tidak pernah menginjakkan kaki di negara tersebut. Itulah contoh nyata bagaimana ekonomi terbuka bekerja.

Dalam sistem ini, nilai tukar rupiah menjadi salah satu variabel paling sensitif, karena setiap transaksi lintas negara memerlukan konversi mata uang.

Apa yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah?

Nilai tukar rupiah tidak berdiri sendiri. Ia sangat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan moneter, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

1. Kebijakan Fiskal

Ketika suatu negara, katakanlah Amerika Serikat, memangkas pajaknya atau menaikkan pengeluaran pemerintahnya, maka investor akan lebih tertarik untuk menanam modal di negara tersebut.

Hal ini membuat mata uang mereka, dolar AS, menguat. Dampaknya, rupiah pun ikut tertekan karena arus modal asing keluar dari Indonesia.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter berbicara soal suplai uang dan suku bunga. Jika Bank Indonesia menambah suplai uang, maka suku bunga bisa turun.

Hal itu membuat investor asing mencari tempat lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, lagi-lagi menyebabkan arus modal keluar dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Baca juga: Prabowo Minta Aturan TKDN Direvisi: Kita Harus Realistis

Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah baru-baru ini tidak lepas dari dinamika global yang kompleks. Ada tiga faktor utama yang mendorong depresiasi rupiah:

1. Konflik Geopolitik

Serangan Iran terhadap Israel menjadi momok global. Ketegangan ini mengganggu distribusi minyak karena Iran adalah salah satu produsen utama.

Ketika harga minyak dunia naik, inflasi mengancam dan investor mencari “tempat aman”, yang salah satunya adalah Amerika Serikat. Modal asing pun keluar dari Indonesia, melemahkan rupiah.

2. Kuatnya Dolar AS

Indeks dolar mencapai level tertinggi sejak akhir 2023 karena inflasi Amerika yang masih tinggi. The Fed menahan suku bunga pada level 5,25%–5,5%, membuat dolar menjadi mata uang yang lebih menarik bagi investor. Keputusan itu menciptakan efek domino pada negara berkembang seperti Indonesia.

3. Tekanan Domestik

Indonesia juga sedang menghadapi tekanan internal. Kebutuhan terhadap dolar melonjak karena kewajiban pembayaran utang luar negeri dan pembagian dividen perusahaan kepada investor asing. Kombinasi tekanan global dan kebutuhan domestik ini menjadi pemicu utama melemahnya kurs rupiah.

Mengapa Masyarakat Harus Peduli?

Mungkin ada yang berpikir, “saya tidak pernah bertransaksi dalam dolar, jadi ini bukan urusan saya.” Sayangnya, anggapan itu kurang tepat.

Pelemahan rupiah berdampak langsung pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Beberapa di antaranya:

1. Kenaikan Harga Barang Impor

Barang-barang elektronik, otomotif, bahkan bahan baku makanan yang sebagian besar diimpor, akan mengalami kenaikan harga. Artinya, belanja bulanan bisa ikut membengkak.

2. Inflasi dan Biaya Hidup

Ketika biaya produksi naik akibat bahan impor yang mahal, harga barang konsumsi pun ikut naik. Dalam jangka panjang, hal ini menurunkan daya beli masyarakat.

3. Dunia Usaha Tertekan

Sektor perdagangan dan manufaktur yang banyak menggunakan komponen impor akan mengalami tekanan berat. Industri properti juga waspada, karena rencana pemerintah menaikkan PPN bisa makin memperburuk kondisi jika tidak diimbangi dengan stabilitas nilai tukar.

Setelah memahami nilai tukar rupiah, jadi mengatahui bahwa hal tersebut bukan hanya untuk mereka yang bekerja di pasar saham atau perbankan.

Melemahnya nilai tukar menyentuh aspek ekonomi masyarakat secara luas: dari harga barang harian, biaya produksi, hingga lapangan kerja.

Dalam sistem ekonomi terbuka seperti Indonesia, fluktuasi rupiah adalah cerminan dari betapa terhubungnya negara dengan dunia.

Mengetahui ini juga membuat masyarakat akan lebih siap menghadapi perubahan. Sebab pada akhirnya, kebijakan ekonomi tidak hanya dibuat di ruang rapat, tapi terasa di meja makan kita setiap hari.

Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.

ekonomi

mata uang rupiah

nilai tukar rupiah


Populer

Alasan IHSG Anjlok Berpengaruh Terhadap Kehidupan Sehari-hari
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami