Jurnalistika.id – Akibat pandemi Covid-19 selama tahun 2020, membuat tantangan yang cukup berat dan kompleks untuk perekonomian Indonesia selama tahun 2021, Hal tersebut membuat pemerintah harus mengambil langkah komprehensif untuk pemulihan ekonomi agar target di tahun 2021 tercapai.
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Ajib Hamdani mengungkapkan, langkah komprehensif dari semua stakeholder regulator untuk mendesain kebijakan dengan arah dan orientasi yang sama, yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial.
Serta keterlibatan para leading sector di lapangan, dan antara para pengusaha.
Baca juga: Ciptakan Jakarta Bebas Narkoba, Polda Metro Jaya Musnahkan Ganja Hingga Sabu
“Salah satu target ekonomi yang cukup tinggi yaitu pertumbuhan kredit. Karena likuiditas kredit yang mengalir ini diharapkan akan menjadi ‘oli’nya pergerakan ekonomi,” ungkap Ajib Hamdani
Ajib menjelaskan, bahwa semakin banyak likuiditas yang mengalir di masyarakat, akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya akan terjadi. Angka 7,5% pertumbuhan kredit menjadi angka yang sangat menantang untuk bisa di eksekusi.
“Karena sisi yang lain, regulator harus mendesain dan mengawal mikroprudensial agar perbankan tetap sehat, mengalir kredit yang produktif, hati-hati dan memberikan daya ungkit yang maksimal di masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Ajib, kompleksitas kondisi ini bisa selesai ketika terjadi sinergi antara regulator dan dunia usaha. Sejalan dengan spirit Pemulihan Ekonomi Nasional.
Baca juga: Isu Kudeta Partai Demokrat oleh Moeldoko, Pengamat Politik Simpulkan 3 Hal
BPP HIPMI Fokus mendorong Sektor UMKM
Sementara itu, HIPMI melakukan diskusi dan audiensi dengan OJK untuk bersinergi dan mendorong agar kredit terus tumbuh di masyarakat dan sektor-sektor strategis yang mempunyai daya ungkit optimal terhadap masyarakat luas.
“HIPMI akan fokus mendorong sektor UKM, agro dan maritim dengan sistem clustering business, membantu mitigasi risiko dan membangun ekosistem dari hulu sampai hilir. OJK akan mengawal dan memberikan pengawasan terbaik agar ekosistem bisnis dan ekosistem keuangannya berjalan dan tetap prudent,” ujarnya
Sinergi antara OJK sebagai regulator dan HIPMI sebagai pelaku usaha ini bisa menjadi akselerator kredit di masa pandemi dengan mengoptimalkan fungsi mikroprudensial dan bisa terjadi percepatan di lapangan.
“Tujuan akhir bersamanya adalah untuk memberikan daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi di masa pandemi,” pungkasnya.
Baca juga: Kementerian Lambat Dalam Menterjemahkan Intruksi Presiden Jokowi : Ekonomi Di tengah Pandemi