Jurnalistika.id – Presiden Joko Widodo kerap menggunakan pakaian Adat dari berbagai daerah saat menghadiri sidang rutin tahunan MPR RI jelang perayaan HUT RI Ke-72. Tahun ini, Presiden mengenakan pakaian adat Baduy yang tinggal di pedalaman Banten berwarna hitam dengan ikat kepala.
“Busana yang saya pakai adalah busana pakaian adat Baduy. Saya suka karena desainnya yang sederhana, simpel, dan nyaman dipakai,” kata Jokowi di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/8).
Kini, Setelah dipromosikan Presiden, Warga Baduy pengrajin kain dan Pelaku Usaha pakaian tersebut berharap bisa bangkit setelah sebelumnya sebanyak 2.000 UMKM tutup akibat Pandemi.
Ketua adat masyarakat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, mengungkapkan UMKM di desanya menutup usaha, setelah tak ada lagi kunjungan wisatawan yang biasanya ramai, terutama dari kawasan Jabodetabek.
Pada sisi lain, dia merasa bangga Presiden Jokowi menggunakan pakaian busana Baduy dalam acara kenegaraan. “Kami tentu memberikan penghargaan besar terhadap Bapak Presiden Jokowi yang memakai busana pakaian adat masyarakat Badui, ” katanya seperti dilansir Antara, Senin (16/8).
“Kami yakin pelaku UMKM akan dibanjiri pesanan setelah Bapak Presiden Jokowi memakai busana Baduy itu,” lanjut Jaro Saija mengungkapkan harapannya.
Menurut dia, sebagian besar pelaku UMKM masyarakat Suku Kanekes memproduksi aneka kerajinan tenun, batik, pakaian kampret atau pangsi, selendang, suvenir atau cinderamata, kain pengikat kepala madu dan golok.
Baca Juga: Alasan Presiden Kenakan Baju Adat Suku Baduy Pada Sidang Tahunan MPR RI
Jaro Saija juga mengungkapkan, pakaian yang dikenakan Presiden memiliki makna persatuan dan kesatuan melalui lomar atau ikat kepala. Kemudian, pesan masyarakat adat Kanekes bisa sampai ke seluruh Indonesia, terutama menjaga alamnya.
“Harapan kami, mudah-mudahan semuanya terikat, tenteram, sejahtera, subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Ikat itu lambang, supaya terikat seluruh bangsa dan negara dalam aturan undang-undang,” kata Jaro Saija.