jurnalistika.id – Bank Dunia mencatat harga beras di Indonesia merupakan yang termahal di kawasan ASEAN, sementara pendapatan rata-rata petani di Indonesia hanya sekitar Rp5 juta per tahun.
Data ini menjadi sorotan tajam mengingat perbandingan harga beras di negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam yang jauh lebih murah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi pernyataan tersebut dengan meminta agar harga beras dibandingkan dari perspektif konsumen di pasar.
Menurut data Panel Harga Badan Pangan, harga beras premium di Indonesia memang mengalami penurunan tipis sebesar Rp20 menjadi Rp15.500 per kilogram.
Namun, secara keseluruhan harga beras pada 2024 tercatat lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Harga Pangan Naik di Tengah Fluktuasi Pasar, Beras dan Cabai Jadi Sorotan
Pada September 2024, rata-rata harga beras premium mencapai Rp15.520 per kilogram. Nilai itu meningkat dari Rp14.470 per kilogram pada periode yang sama di 2023.
Sementara untuk beras medium, harganya berada di level Rp13.570 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan Rp12.840 per kilogram pada tahun lalu.
USDA Juga Sebut Beras di Indonesia Mahal
Perbandingan harga dengan negara ASEAN lainnya menambah tekanan. Data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) per Agustus 2024 menunjukkan harga beras di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan Thailand dan Vietnam.
Jenis beras IR 64 yang dijual di Indonesia rata-rata di atas Rp14.000 per kilogram selama periode Januari-Mei 2024. Sedangkan, harga beras Thailand jenis broken 25 persen dan Vietnam jenis broken 25 persen masing-masing berada di bawah Rp10.000 per kilogram.
Meski harga beras di kawasan ASEAN mengalami kenaikan sejak 2022, lonjakan harga di Indonesia tetap menonjol.
Baca juga: Jokowi Tak Ambil Pusing Rencana Penambahan Menteri di Pemerintahan Prabowo
Pada Januari-Februari 2024, harga beras di tiga negara ini sempat mencapai titik tertinggi, sebelum perlahan mengalami penurunan.
Tingginya harga beras di Indonesia, ditambah dengan rendahnya pendapatan petani, mencerminkan adanya ketidakseimbangan dalam sektor pertanian dan distribusi pangan nasional yang masih perlu perhatian lebih lanjut.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini