Jurnalistika.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memprediksi kemungkinan harga tahu dan tempe akan naik di pasaran, lantaran harga kedelai sebagai bahan baku juga naik.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) memprediksi kemungkinan harga tahu dan tempe akan naik di pasaran, lantaran harga bahan baku kedelai yang juga naik.
Sekretaris Jenderal Kemendag, Suhanto, mengatakan kenaikan tersebut terjadi karena harga kedelai impor meningkat dari kisaran harga Rp9.000 menjadi Rp9.300 sampai Rp9.600 per kilogram pada saat ini.
“Ada kemungkinan penyesuaian harga karena pembelian kedelai oleh perajin tahu tempe ke importir sudah ada kenaikan, kasihan juga kalau mereka tidak naikkan, nanti merugi,” kata Suhanto seperti dikutip dari CNN Indonesia, dikutip Minggu (03/01/2021).
Meskipun begitu, Ia belum menyatakan berapa besar kemungkinan kenaikan harga tahu dan tempe nanti. Saat ini, Ia hanya memberi gambaran terkait kenaikan harga kedelai impor yang menginjak sekitar 3,3 persen dari harga normal.
“Apakah nanti kenaikannya akan linier juga 3,3 persen atau tidak, atau bahkan 5 persen, itu saya belum tahu. Tapi saya sudah pesan ke mereka (perajin tahu tempe) agar jangan terlalu tinggi kenaikannya, yang penting tetap ada untung, tapi jangan membebani masyarakat juga,” ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah Perpanjang Tiga Bansos Hingga 2021
Lanjut Suhanto menjelaskan, adanya kemungkinan kenaikan harga tahu dan tempe tersebut ia dapatkan dari laporan para perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Berkenaan dengan adanya kemungkinan kenaikan harga tahu dan tempe di pasaran tersebut, Suhanto meminta masyarakat agar bisa memakluminya.
“Harap masyarakat bisa memaklumi, karena kami tidak mungkin menggantikan kebutuhan kedelai yang memang minim di dalam negeri,” pungkasnya.