Jurnalistika.id – Pusat jajanan yang terletak di parkiran lapangan (parlan) Alun-alun Kota Tangerang ini selalu ramai pembeli. Namun selama pandemi Covid-19, pedagang kaki lima pun mengalami penurunan omzet.
Asep, seorang pedagang kue cubit yang sudah berjualan sejak 2005. Sebelum mangkal di parlan alun-alun Kota Tangerang, ia dahulu muter diarea sekolah-sekolah.
Barulah ditahun 2012, ia berjualan di area Alun-alun Kota Tangerang. Disini, ia jadi salah satu pedagang yang cukup tenar dikalangan para pembeli karena satu-satunya pedagang yang berjualan kue cubit.
Baca juga: SEMMI Kembali Menggelar Vaksinasi Goes To Campus Unpam
Selama pandemi, Asep mengeluhkan penjualan yang menurun dan beberapa kali merugi.
“Secara umumnya turun drastis, dan merugikan sangat banyak,” kata Asep saat dikunjungi, Kamis (27/08/2021)
Pemerintah Kota Tangerang pun menetapkan peraturan untuk para pedagang. Salah satunya, tidak boleh makan ditempat atau harus take away.
Namun, Asep terus mengedepankan protokol kesehatan baik untuk dirinya sendiri maupun para pembelinya.
“Kita juga nyediain handsanitizer, dan peraturan dari pemerintah harus kita ikutin karena kita butuh tempat yang aman dan nyaman,” sambung Asep.
Sebelum pandemi, jam operasional para pedagang dibebaskan. Namun, semenjak pandemi menyerang, pemerintah Kota Tangerang memberikan aturan kepada para pedagang mengenai tutup bukanya dagangan.
Baca juga: ‘Gejayan Memanggil’ Adakan Lomba Mural, Pemenang Yang Cepat Dihapus Aparat
Diakhir kalimat, Asep pun bersyukur karena sampai saat ini, hasil jualannya bisa untuk bertahan hidup.
“Yang penting pengunjung ga sepi-sepi amat gitu. Alhamdulillah Untuk sementara masih bisa bertahan,” pungkas Asep.