jurnalistika.id – Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan sektor pertanian memiliki prospek yang cerah di pasar saham.
Menurutnya, sektor pertanian memiliki daya tarik yang tidak kalah dari sektor e-commerce atau digitalisasi di sektor keuangan.
Terbukti emiten-emiten saham berbasis komoditas pertanian dan perkebunan tercatat mengalami kenaikan yang signifikan selama masa pandemi.
“Beberapa investor global bahkan meyakini di tengah tantangan pemulihan ekonomi, performa sektor pertanian akan menjadi champion dalam jangka panjang,” kata Bhima.
Hal tersebut terungkap dalam acara diskusi media secara virtual bertema Potensi Industri Pertanian di Pusaran Pasar Modal.
Acara tersebut diselenggarakan Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis (2/12/2021).
Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan III/2021, sektor pertanian mencatatkan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia yaitu tumbuh sebesar 1,35 persen.
Harga komoditas makanan, seperti minyak kelapa sawit, coklat, dan kopi internasional pada triwulan III/2021 juga mengalami peningkatan secara q-to-q maupun y-on-y.
Eskpor pertanian pada triwulan III/2021 mencapai 1.04 milyar dolar AS, atau meningkat 14,85 persen bila membandingkannya dengan triwulan sebelumnya.
Serapan tenaga kerja sesuai data per Februari 2021 menunjukkan sektor pertanian berhasil menyerap 29,5 persen total lapangan kerja padahal sektor lain mengalami penurunan.
Potensi Sektor Pertanian di Pasar Saham
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Muhammad Firdaus menambahkan pertanian memiliki potensi yang sangat besar.
Sebagai industri yang menjanjikan dalam hal investasi. Terutama jika melihat perannya yang sangat vital bagi stabilitas sebuah negara.
Misalkan saja, potensi investasi di sektor industri pupuk. Ia menilai pupuk memiliki prospek yang sangat positif di pasar modal.
Pupuk dapat meningkatkan produktivitas pertanian utamanya padi dan jagung dengan produktivitas mencapai 140 persen hingga 145 persen.
“Dengan meningkatnya produktivitas, maka performa perusahaan di sektor pertanian akan semakin dilirik oleh pegiat saham di pasar modal. Hal ini akan semakin memperkuat ketertarikan publik terhadap saham-saham dari industri pertanian,” ujar Firdaus.
Perkebunan, pupuk, serta teknologi benih dan pestisida terlihat mendominasi emiten-emiten di sektor pertanian yang memiliki potensi cerah menjadi primadona baru di pasar saham.
Ke depan perlu memanfaatkan perkembangan digital atau mengarah pada agriculture technology atau agritech. Terdapat tiga sektor yang saat ini menarik untuk dicermati. Yakni agritech, health tech dan edutech.
Baca Juga :