jurnalistika.id – Pemerintah telah menetapkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Kebijakan ini diambil sebagai langkah untuk meningkatkan penerimaan negara.
Namun, bagaimana dampaknya terhadap pengeluaran masyarakat sehari-hari, khususnya saat membeli kebutuhan seperti baju Lebaran? Berikut bakal dibahas simulasi perhitungannya.
PPN 12 Persen dan Kebutuhan Lebaran
Lebaran adalah momen spesial yang biasanya identik dengan membeli pakaian baru, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Dengan kenaikan tarif PPN ini, harga pakaian yang termasuk barang konsumsi akan ikut terdampak.
Baca juga: Listrik Diskon 50 Persen di Tengah Kenaikan PPN, Sialnya Cuma Berlaku 2 Bulan
Misalnya, jika sebelumnya PPN hanya 11 persen, maka sekarang kita harus memperhitungkan kenaikan ke 12 persen dalam total biaya.
Simulasi Penghitungan PPN untuk Baju Lebaran
Rumus menghitung PPN adalah:
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x Tarif PPN
DPP adalah harga barang atau jasa yang diserahkan oleh penjual kepada konsumen. Misalnya, Kamu membeli baju Lebaran dengan harga Rp500 ribu. Maka, perhitungan PPN-nya adalah:
- Tarif PPN 11% (sebelum 2025): Rp500.000 x 11% = Rp55.000
Total harga: Rp500.000 + Rp55.000 = Rp555.000 - Tarif PPN 12% (mulai 2025): Rp500.000 x 12% = Rp60.000
Total harga: Rp500.000 + Rp60.000 = Rp560.000
Selisihnya memang hanya Rp5.000 untuk satu barang, tetapi jika kamu membeli beberapa item sekaligus, seperti baju untuk seluruh keluarga, dampaknya akan terasa.
Bagaimana Jika Membeli Baju Branded?
Kenaikan PPN ini akan lebih terasa jika membeli barang premium, seperti pakaian bermerek yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Misalnya:
- Harga baju branded: Rp2 juta
- PPN 11%: Rp2.000.000 x 11% = Rp220.000
Total harga: Rp2.220.000 - PPN 12%: Rp2.000.000 x 12% = Rp240.000
Total harga: Rp2.240.000
Dalam kasus ini, selisihnya mencapai Rp20.000 untuk satu barang. Jika membeli lebih dari satu item, angka ini tentu akan semakin besar.
Dampak Kenaikan PPN pada Keluarga Menengah ke Bawah
Kebijakan ini disebut-sebut hanya akan berdampak besar pada barang dan jasa premium. Namun, dalam praktiknya, banyak barang kebutuhan sehari-hari yang juga terkena PPN, termasuk pakaian biasa.
Baca juga: Benarkah PPN 12% Lebih Rendah dari Negara Lain Sepeti Kata Sri Mulyani?
Bagi keluarga menengah ke bawah, kenaikan tarif ini bisa menambah beban pengeluaran, terutama saat momen Lebaran yang identik dengan belanja besar-besaran.
Jika kenaikan PPN membuat anggaran belanja Lebaran membengkak, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
- Belanja lebih awal: Harga barang cenderung lebih murah sebelum musim Lebaran.
- Cari diskon atau promo: Banyak toko menawarkan diskon besar-besaran menjelang Lebaran.
- Pilih produk lokal: Selain mendukung UMKM, produk lokal biasanya lebih terjangkau.
- Gunakan baju lama dengan mix and match: Kreativitas dalam memadukan pakaian lama bisa menghemat pengeluaran.
Kenaikan PPN menjadi 12 persen memang terkesan kecil, tetapi dampaknya bisa cukup signifikan pada total pengeluaran. Apalagi saat membeli kebutuhan Lebaran seperti baju.
Oleh karena itu, meski pemerintah menyebut kenaikan PPN akan menambah pendapatan negara, kebijakan ini juga perlu dikritik. Terlebih dampaknya bisa menguras ekenomi masyarakat kecil.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini