Jurnalistika.id – Kasus positif Covid-19 hingga kini tidak ditemukan di lingkungan masyarakat Baduy kanekes yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Padahal kabupaten tersebut sempat berstatus zona merah lantaran tingginya kasus penyebaran.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Puskesmas Cisimeut, dr. Maytri Nurmaningsih. Menurutnya, kepastian nol kasus Corona di lingkungan adat Baduy setelah pihaknya melakukan tes antigen beberapa waktu lalu.
“Kami tahunya (masih nol kasus Covid-19) setelah beberapa waktu lalu melakukan tes usap Antigen kepada beberapa warga Baduy,” jelasnya.
Menurutnya, masyarakat Baduy amat disiplin mematuhi peraturan dari tetua adat. Termasuk soal penerapan prokes yang begitu ketat.
Senada dengan itu, Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija mengatakan, sudah setahun pandemi, tidak ada satu pun warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Saija menerangkan, tak adanya kasus di Baduy merupakan hasil dari segala upaya pihaknya untuk mencegah Covid-19 masuk ke dalam wilayah Adatnya.
3 Rahasia Masyarakat Baduy Hingga Nol kasus Positif
1. Mengantisipasi Dengan Cepat
Sejak pemerintah mengumumkan bahwa virus Corona telah masuk Indonesia pada Maret tahun lalu, pihaknya langsung mengambil langkah cepat.
“Warga Baduy yang ada di perantauan di perintahkan untuk langsung pulang, semua pulang dari Jakarta, Tangerang, Bandung,” kata Saija.
Sedangkan warga Baduy yang sudah ada di wilayah Desa Kanekes, tidak boleh bepergian.
2. Taat Protokol Kesehatan
Sebagai Kawasan Adat yang sering wisatawan berkunjung, selama masa pandemi ini Baduy melakukan pembatasan kunjungan.
Setiap yang masuk ke wilayah Baduy, wajib mematuhi protokol kesehatan. Kata Saija, warga Baduy juga wajib memakai masker.
3. Berdo’a
Saija menuturkan di setiap saat warga Baduy kerap melangsungkan doa bersama untuk keselamatan para warga.
Baca Juga: Kasepuhan Adat Ciptagelar Lockdown Hingga Tahun Depan Pun
“Beberapa waktu lalu bersama Jaro Tangtu kita kumpul, berdoa, nyareat lah, istilahnya untuk keselamatan warga Baduy, kita pagari juga batas-batas wilayah dengan doa, ada mantra-mantranya,” pungkasnya.