Jurnalistika.id – Masyarakat Baduy (Dalam) saat ini tengah melaksanakan ritual Kawalu yang tertutup dari orang luar (Wisatawan/Pendatang), Ritual ini merupakan Agenda Rutin tahunan sebagai Aktualisasi menjaga nilai-nilai Luhur Masyarakat Adat Baduy.
Baca Juga: Baduy Nol Kasus Covid, 3 Hal ini Rahasianya
Momentum Kawalu ini dapat diartikan sebagai penutupan wilayah (Lockdown), dalam kacamata dunia modern untuk menghindari segala macam penyakit, baik fisik maupun Non-fisik, yang di bawa Para Pendatang.
Negara telah Kehilangan Ritme Penanggulangan bencana sehingga gagap dalam menangani penyebaran virus korona. Negara juga Kehilangan Ritme dalam menghadapi bencana Alam Rutin, seperti persoalan banjir yang tidak kunjung selesai menghantui Ibu Kota.
Masyarakat Baduy, memiliki ritme hidupnya sendiri yang tetap lestari sejak ratusan tahun yang lalu.
Mereka bahkan memiliki Siklus dan Ritme dalam menjalankan Aktivitas sehari-hari.
Jadi, Saat masyarakat Perkotaan Panik karena Aturan Lockdown yang hendak di tetapkan oleh pemerintah, masyarakat Pedalaman justru sudah Akrab untuk menutup diri demi menjaga Adat dan Kesehatan masyarakatnya.
Disaat orang kota ramai-ramai menanggalkan pakaiannya, berduyun memakai baju yang seksi hingga hampir bertelanjang, justru masyarakat adat lebih paham menutup diri.
Pertanyaannya, lebih Primitif mana masyarakat Pedalaman dan masyarakat Perkotaan? Atau, Lebih modern mana masyarakat Pedalaman dan masyarakat Perkotaan?
Ini sebuah renungan bagi kita semua. (26/03/20).
Penulis: Aslam Aditya