jurnalistika.id – Berbagai menu sate khas angkringan tersaji hangat di atas gerobak sederhana di jalan Siliwangi, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Dedikasi dan usaha keras dua mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) yang mengelola angkringan ini patut menjadi contoh bagi mahasiswa lain.
Sejak akhir 2018, mereka mulai terjun ke bisnis kuliner yang populer dari Yogyakarta ini. Kini, usaha mereka mulai membuahkan hasil.
Omzetnya tak main-main, Ahmad Sofwan, Owner Filosofi Angkringan mengungkapkan, dalam sehari, ia bisa mengantongi laba hingga 1 juta. Omzet tersebut kemudian dia putar lagi untuk modal di hari berikutnya.
Selain itu, mahasiswa Teknik Industri Unpam ini mengatakan, hasil dari bisnis yang ia mulai sejak kuliah di semester 3 ini sudah bisa mengcover biaya hidup sehari-hari. Bahkan, Oca, rekannya yang membantu dia mengelola angkringan, kini sudah menjadi sarjana.
“Iya, Alhamdulillah. Selain bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, juga bisa untuk membiayai kuliah,” ucap Sofwan kepada jurnalistika.id, Selasa (8/6/2022) malam, di sela ia melayani pelanggan.
Dari awal membuka angkringan, Sofwan bercerita, ia sampai berganti tempat hingga tiga kali. Saat ini, di tempat yang jika siang adalah bengkel itu, ia mulai kerasan untuk membuka gerobak angkringannya.
Kendati sewa lapak di tempat itu lumayan mahal, menurut Sofwan, laba yang dihasilkan dari jualan cukup untuk menutupinya. Terbukti, di tempat tersebut angkringannya bisa bertahan selama lebih dari 2 tahun.
Di awal-awal, latar belakang Sofwan dan Oca sebagai mahasiswa turut membantunya menarik mahasiswa lain untuk meramaikan usahanya.
Tetapi kini, pria asal Demak, Jawa Tengah ini berkata, pelanggan yang datang ke tempat usahanya tidak saja kalangan mahasiswa, melainkan juga masyarakat sekitar atau pengendara yang menepikan kendaraanya.
Hal itu tak heran, selain karena masyarakat sudah mengetahui angkringannya, juga karena Filosofi Angkringan memiliki tempat makan lesehan yang nyaman dan tempat parkir yang lumayan luas.
“Buat yang suka nongkrong. Daripada nongkrong di tempat lain, mendingan buka tempat nongkrong sendiri. Hobinya dapet, uangnya juga dapet,” kata Sofwan bercerita ide di balik buka usaha angkringannya.
Setiap harinya, Filosofi Angkringan mulai buka pukul 19.00 WIB. Setelah menutup angkringan sekitar pukul 01.00 WIB. Sofwan dan Oca bukannya istirahat, keduanya pergi ke pasar Ciputat untuk membeli bahan baku.
Saat awal-awal, mereka berdua yang menyiapkan menu makanannya. Mulai dari belanja, memasak, hingga mengelola keuangan sambil terus belajar.
Tetapi kini, mereka mulai bisa memberdayakan tetangga kontrakannya untuk membantu menyiapkan, memasak hingga menusuk sate.
“Sekarang udah ada tetangga deket kontrakan, emak-emak yang bantuin,” tukasnya.
Untuk menunya, Filosofi Angkringan menyediakan nasi kucing, gorengan, aneka sate berjumlah 10 jenis. Selain itu, ada juga minuman tradisional seperti susu jahe serta kopi lelet.
Lebih lanjut, Sofwan mengungkapkan rencananya yang ingin membuka cabang Angkringan di lokasi lain. Karena saat ini, Angkringan yang di Pamulang sudah cukup eksis dan memiliki pelanggan tetap yang sudah terbentuk pasarnya.
Ikuti berita jurnalistika.id lainnya di Google News, klik di sini.
(fsy/fsy)