Jurnalistika.id – Warga Kesatuan Adat Banten Kidul Kasepuhan Ciptagelar Cisolok, Kabupaten Sukabumi memperpanjang penutupan bagi wisatawan yang hendak berkunjung sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan kebijakan ini setelah Presiden Jokowi memperpanjang PPKM Level 4 di Jawa dan Bali dari 26 Juli-2 Agustus 2021.
Perpanjangan penutupan di Kasepuhan Adat itu melalui surat pengumuman nomor 001/B/VI/istimewa/2021 tentang pemberlakuan lockdown di Kasepuhan Ciptagelar.
“Kami lebih lama lagi hingga tahun depan pun!,” Tulis Juru bicara kasepuhan Yoyo Yogasmana dalam keterangan di akun Instagramnya @yoyoyogasmana_ciptagelar, Senin (26/7/21)

Sementara itu, dalam surat resmi bertanggal 9 juli 2021 kasepuhan Ciptagelar menghimbau agar masyarakat yang hendak berkunjung menunda rencananya karena pernularan varian dan jenis virus Covid-19 yang lebih ganas dari sebelumnya
“ku hal sakitu waspada kana kaayaan, Jadi penting ker urang sarerea nyieun jarak waktu pada cicing di imah jeung kagiatan di luar lingkungan imah, sangkan bisa mutus rante hirup na virus, oge sangkan mere kaselamatan kana kahirupan urang sadayana,”
“oleh sebab itu waspada dengan keadaan, penting untuk kita semua membuat jarak waktu untuk tinggal di rumah dan kegiatan di luar lingkungan rumah, agar dapat memutus rantai hidup virus, juga untuk keselamatan kita semua,” tulisnya
Baca Juga: Pantai Ujung Genteng, “Mutiara Tersembunyi” Sukabumi
Langkah Antisipasi Penyebaran Virus di Kasepuhan Ciptagelar
Selama pandemi, Kasepuhan Adat yang berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini kerap melakukan penutupan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Yoyo bercerita, masyarakat Kasepuhan sudah memiliki antisipasi untuk Covid-19 sejak penyebarannya makin meluas di Indonesia, akhir Maret lalu. Ada setidaknya dua langkah preventif agar mereka tak terpapar virus korona.
Pertama, masyarakat yang tinggal di ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut ini memberlakukan kebijakan blockdown. Bukan lockdown, pun karantina wilayah, tapi blockdown. Menutup semua akses masuk bagi pendatang dari luar masyarakat adat ke kawasan mereka.
Menurut Yoyo, istilah blockdown karena “biasanya banyak orang dari luar datang ke sini. Sementara orang sini mah nggak kemana-mana.”
Kasepuhan Ciptagelar sebelumnya juga sudah menutup wilayahnya sejak Sebelum pemerintah menetapkan lockdown, dan sudah menerapkan blockdown pada akhir Februari 2020.