Jurnalistika.id – Empat tahun merantau di Kota Tangerang Selatan, Kota satelit penunjang ibu kota, Mahasiswi Universitas Pamulang bernama Dyah Ayu Nurwantari (23) sudah sedikit banyak mencoba berbagai bentuk bakso dari yang terkecil sampai yang tidak serupa bakso.
Sebagai mahasiswi, dirinya harus jago mengatur pengeluaran, menemukan bakso yang mengenyangkan tetapi sangat ramah di dompet sangatlah membuat ketagihan di awal bulan, pertengahan bulan dan akhir bulan.
Ada pepatah mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang‘ begitulah rasa sayang dari mulut hingga dompetnya kepada bakso malang tersebut.
Awal maret di tahun 2020, Indonesia dibuat ramai dan panik oleh virus yang datang tanpa mengurus passport, virus tersebut mendarat dari Tiongkok ke Kota Depok dengan begitu cepat. Tayangan dari Stasiun televisi semakin membuat panik masyarakat.
Baca juga: Ambu Anne Apresiasi Disdik Purwakarta Optimalkan Penguatan Pendidikan Karakter
Masker menjadi barang paling mahal melebihi harga cabai saat menjelang lebaran, aktivitas sekolah, kampus dan perkantoran langsung di rumahkan. setelah mendengar berita yang membuat hati tak karuan dirinya langsung saja memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.
Setahun aktivitas kampus dirumahkan, dirinya ingin sekali makan bakso tetapi lidah sudah terlanjur jatuh cinta pada bakso malang yang mangkal di halte busway Puri Beta 2.
Bakso yang terlihat sederhana tapi membuat lidah dan hati bahagia, ekspresi bahagia sering dijelaskan oleh air mata yang jatuh akibat kenikmatan yang luar binasa, ulegkan cabe yang berantakan namun menyatu dengan kuah kaldu sapi.
Meski bakso malang yang mangkal di halte busway Puri Beta 2 tidak seindah tempat restoran mewah, namun bisa membuat lidah bergoyang karena sudah memenuhi kriteria selera makan.
Daging baksonya terasa, ditambah bonus urat yang membuat gigi menari ria, dua pangsit yang saling melengkapi, lumpia yang menyelimuti tepung kanji membuat lidah merasakan lembutnya ketulusan hati, cabe uleg yang berantakan menandakan bahwa sebuah permasalahan tidak melulu menyedihkan, kuah kaldu sapi yang penyatu dari semua bentuk yang saling berdampingan.
Jika rindu maka bertemu bukan malah mencari yang baru, itulah yang dirasakan Dyah kepada bakso malang yang mangkal di halte busway Puri Beta 2. Sebab, tidak bisa digantikan oleh bakso malang yang lain, ibarat sudah jatuh cinta susah buat berpindah ke lain rasa.
*Penulis: Dyah Ayu Nurwantari