jurnalistika.id – Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan daerah di Provinsi Banten yang memiliki sejumlah bangunan bersejarah yang bisa membuat pengunjung mengetahui kisah yang pernah terjadi di masa lalu.
Apalagi bagi wisatawan pecinta sejarah, berkunjung ke bangunan-bangunan peninggalan di Tangsel bakal memuaskan keingintahuan. Cocok juga bagi mereka yang ingin lebih mendalami cerita-cerita masa lampau yang pernah terjadi di daerah berjuluk Kota Anggrek ini.
Ada bangunan yang berdiri sejak kolonial Belanda menguasai Indonesia hingga bangunan yang sudah berusia ratusan tahun. Menariknya, meski sudah ada sejak lama bangunan masih terlihat kokoh dan bahkan masih ada yang menempati.
Baca juga: Tak Sampai 3 Jam dari Tangsel, Curug Ini Tawarkan Wisata Alam Eksotis Cocok untuk Healing
Bangunan bersejarah ini menjadi penjaga nilai budaya di Tangsel di tengah-tengah pembangunan kota yang kian pesat. Lantas apa saja bangunannya?
4 Tempat Wisata Masa Lalu di Tangsel
Berikut beberapa bangunan bersejarah di Tangsel yang bisa membuat pengunjung wisata ke masa lalu.
1. Taman Makam Pahlawan Seribu
Pendirian Makam Pahlawan Seribu bermula dari pemakaman para pejuang yang gugur dalam pertempuran melawan pasukan NICA (Nederlands Indies Civil Administration) setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Para pahlawan ini awalnya dimakamkan di lokasi pertempuran di pertigaan Cisauk. Namun, seiring berkembangnya wilayah dan kebutuhan untuk mengenang jasa mereka, makam tersebut dipindahkan ke Kampung Pariang, Serpong, Tangsel.
Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Pantai Dekat Tangsel, Cocok Dikunjungi saat Lebaran 2024
Meskipun dikenal dengan nama “Seribu,” makam ini sebenarnya hanya memiliki 240 makam pahlawan. Nama “Seribu” diambil dari teriakan semangat perjuangan “Serbu” yang diteriakkan saat melawan penjajah Belanda.
2. Rumah Lengkong
Rumah Lengkong adalah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Khususnya terkait dengan peristiwa heroik yang melibatkan Mayor Daan Mogot.
Pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot bersama dua perwira lainnya dan sekitar 70 taruna dari Resimen IV berusaha melucuti senjata tentara Jepang di kawasan Lengkong, Tangerang. Misi ini penting untuk mencegah senjata tersebut jatuh ke tangan Belanda yang saat itu menduduki Parung, Bogor.
Sayangnya, operasi tersebut berakhir tragis. Pertempuran pecah ketika pasukan Jepang, yang salah paham dan mengira sedang disergap, menembak pasukan TRI Resimen IV. Insiden ini mengakibatkan 34 taruna dan 3 perwira gugur, termasuk Mayor Daan Mogot.
Baca juga: Daya Tarik Stone Garden Citatah, Wisata Ramah Kantong di Bandung
Kini, Rumah Lengkong dipertahankan dalam kondisi asli, meski seringkali tampak “kesepian” di tengah perkembangan kota modern BSD. Selain sebagai situs bersejarah, tempat ini juga dikenal dengan kisah-kisah mistis yang mengiringinya.
3. Monumen Palagan Lengkong
Bangunan berikut ini berada di dekat rumah lengkong. Monumen ini didirikan untuk memperingati Peristiwa Palagan Lengkong, sebuah pertempuran yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1947.
Pertempuran ini merupakan bagian dari perjuangan besar melawan penjajahan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dalam konteks sejarah, peristiwa ini menandai salah satu fase kritis dalam usaha mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan.
4. Tugu Perjuangan Rakyat Serpong
Tugu Perjuangan Rakyat Serpong adalah salah satu simbol penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya bagi wilayah Tangerang Selatan (Tangsel). Terletak di Serpong, tugu ini menjadi saksi bisu perjuangan heroik masyarakat lokal dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan.
Tugu Perjuangan Rakyat Serpong didirikan untuk memperingati peristiwa penting yang melibatkan masyarakat Serpong dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Peristiwa yang dikenal sebagai “Perjuangan Rakyat Serpong” terjadi pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Bekasi, Punya Spot Instagramable
Saat itu, pasukan Belanda berusaha kembali menguasai wilayah-wilayah yang telah diproklamirkan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Empat bangunan tersebut masih bisa dikunjungi hingga saat ini. Semuanya hampir berdekatan, sehingga kemungkinan bisa didatangi dalam sehari sekaligus.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.
