Jurnalistika.id – Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2015).
Diare adalah buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari dengan konsistensi cair (Brandt, et al, 2015). Diare saat ini masih menjadi masalah yang sulit untuk ditanggulangi.
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, angka kematian akibat diare pada balita di Nigeria dan India sebanyak 42% dan angka kesakitan balita dengan diare sebanyak 39%.
Menurut WHO. Penyakit diare adalah penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun.
Penyakit diare adalah penyebab utama kematian anak dan morbiditas di dunia, dan sebagian besar hasil dari makanan dan sumber air yang terkontaminasi.
Di seluruh dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses ke air minum yang lebih baik dan 2,5 miliar tidak memiliki sanitasi yang lebih baik. Diare akibat infeksi tersebar luas di seluruh negara berkembang (WHO, 2017).
Mayoritas kematian ini 15% disebabkan oleh pneumonia diikuti dengan diare sebanyak 9% (UNICEF, 2016). Perkiraan angka kematian anak-anak akibat diare di Nigeria adalah sekitar 151, 700–175.000 per tahun (Dairo dalam Omele, 2019).
Baca juga: Cara Diet Alami Yang Tidak Sadar Sering Dilakukan, Tapi Tidak Konsisten
Penyebab Penyakit Diare
Penyakit diare dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus dan protozoa. Mikroorganisme penyebab diare terutama pada anak yang paling banyak ditemukan di Negara berkembang antara lain Escherichia coli enterotoksigenik, shigella, campylobacter jejuni, dan cryptosporidium.
Cara Mengobati Penyakit Diare
Pengobatan modern yang banyak dilakukan adalah dengan pemberian antibiotik oral yang banyak ditemukan di apotek dengan biaya yang relatif mahal dan dapat menyebabkan efek samping bagi penderita diare.
Alternatif pengobatan lain adalah dengan obat tradisional yang mempunyai keuntungan mudah diperoleh dan relatif murah. Alternatif pengobatan yang banyak digunakan di kalangan masyarakat adalah dengan memanfaatkan tanaman herbal.
Beberapa tanaman herbal yang telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai anti diare terdiri dari Aegle marmelos, Cyperus rotundus, Psidium guajava L., dan Zingiber officinale.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tannaz, tanaman jambu biji atau Psidium guajava L. terutama bagian daun, memiliki efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tanaman lain yang digunakan sebagai anti diare.
Hal tersebut berkaitan dengan beberapa kandungan metabolit sekunder pada daun Psidium guajava L.
Kandungan Daun Jambu Biji (psidium guajava L)
Psidium guajava L. Diketahui mengandung beberapa bahan aktif antara lain tannin, flavonoid, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar dan asam oksalat.
Tetapi hanya komponen khusus seperti flavonoloid, tannin, minyak atsiri, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi sebagai anti diare terutama pada penyakit diare yang di sebabkan oleh bakteri.
Baca juga: Sibuk Bekerja Bikin Kamu Abaikan 5 Hal Penting ini Dalam Hidup
a. Senyawa flavonoid
Senyawa turunan flafonoid yang terkandung dalam daun psidium guajava L.adalah quercetin, Senyawa quercetin memiliki potensi sebagai agen antidiare dengan menghambat pelepasan asetilkolin yang dapat meningkatkan kontraksi usus akibat adanya iritasi oleh bakteri penyebab diare seperti
Staphylococcusaureus, Escherichia coli, Salmonella enteritidis, Bacillus cereus, dan Vibrio cholera. Selain itu, telah dikenal sejumlah kandungan glikosida flavonol pada daun Psidium guajava L. yang juga merupakan turunan dari quercetin, diantaranya adalah quercetin–3–L–rhamonoside yang digunakan untuk pewarna tekstil, quercetin–3–rutinoside yang biasa disebut rutin dan quercetin–3–glukoside atau isoquercetin yang memiliki peran untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia.
b. Senyawa tannin
Senyawa tanin yang terkandung dalam daun Psidium guajava L. dapat diperkirakan memiliki jumlah sebanyak 9–12%. Tanin dapat menimbulkan rasa sepat pada buah dan daun Psidium guajava L. tetapi berfungsi memperlancar sistem pencernaan, dan sirkulasi darah.
Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehinggagerak peristaltik usus berkurang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukardi, waktu ekstraksi optimal daun Psidium guajava L. adalah selama 17,5 menit dengan kandungan tanin yang didapat sebesar 7,82% atau setara dengan 0,40 g per 5 g sampel.
c. Minyak Atsiri
Minyak atsiri merupakan senyawa yang mudah menguap yang tidak larut dalam air yang berasal dari tanaman. Senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan bakeri Salmonella typhimurium yang telah diketahui berpotensi sebagai salah satu mikroorganisme penyebab diare.
d. Alkoloid
Alkaloid merupakan salah satu zat tumbuhan sekunder yang terbesar yang terdapat pada tanaman berbunga angiospermae.
Alkaloid dapat juga berbentuk amorf dan beberapa seperti nikotin dan koniin. Kebanyakan alkaloid tidak bewarna, tetapi beberapa senyawa kompleks kelompok aromatik bewarna.
Baca juga: 6 Buah Kaya Khasiat yang Sering Disebut Dalam Al-Qur’an
Alkaloid bersifat basa yang tergantung pada pasangan elektron pada nitrogen. Secara umum tanaman beralkaloid dapat didefenisikan sebagai tanaman yang mengandung alkaloid terbesar dari 0,05% bobot kering. Alkaloid dalam daun Psidium guajava L.bersifat anti bakteri.
Khasiat daun jambu biji
Daun jambu biji (psidium guajava L) digunakan dibeberapa Negara sebagai obat tradisional untuk pengobatan :
- Diare
- Perut kembung pada bayi dan anak
- Kadar kolesterol darah tinggi
- Sering buang air kencing (anyang –anyang)
- Luka
- Sariawan larutan kumur dan sakit gigi
- Demam berdarah
(Arianingrum, R., 2007)