jurnalistika.id – Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) diduga jadi korban pinjaman online (pinjol) untuk penjualan online. Pihak kampus mengaku telah menerima laporan tersebut, dan sedang mempelajari kasus yang menjerat 126 IPB tersebut untuk menanganinya.
Melansir Antara, Rektor IPB Arif Satria pada Senin (14/11) mengatakan, pihaknya menyiapkan empat langkah untuk menangani kasus yang merugikan mahasiswanya.
Pertama, membuka posko pengaduan. Kedua, memilah-milah tipe kasus yang ada. Saat ini sedang kami petakan tipe masalahnya,” kata Arif dikutip Antara.
Selain itu, kata Arif, yang ketiga IPB mempersiapkan bantuan hukum untuk mahasiswa yang tertipu usaha online dalam kasus pinjol ini.
Kemudian yang keempat IPB akan melakukan upaya peningkatan literasi keuangan untuk para mahasiswa. Arif menuturkan, pihak IPB pun sedang dalam komunikasi dengan para mahasiswi dan mahasiswa yang terjerat kasus ini.
Kepala Biro Komunikasi IPB University, Yatri Indah Kusumastuti menyatakan, sangat prihatin mendapati berita tersebut.
Dia mengaku, saat ini para wakil dekan sedang mengumpulkan data dan melakukan crosscheck serta mendalami informasi yang diperoleh.
Dalam kasus ini, Yatri mengatakan berawal saat para mahasiswa terpengaruh oleh kakak tingkatnya untuk masuk ke grup WhatsApp usaha penjualan online.
Kakak tingkatnya itu meminta mereka melakukan investasi usaha penjualan online dengan keuntungan 10 persen per bulan dan meminjam modal dari pinjaman online.
Namun dalam perjalanannya, keuntungan tidak sesuai dengan cicilan yang harus dibayarkan sehingga para mahasiswa mulai resah saat ditagih debt collector dan sebagiannya. Penagihan utangnya itu berkisar Rp3 juta-Rp13 juta.
Baca berita lainnya di Google News, klik di sini.
