jurnalistika.id – Gempa dahsyat mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023) pagi waktu setempat ketika banyak orang masih terlelap tidur. Akibat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo itu, sedikitnya 500 orang diperkirakan tewas lantaran tertimpa reruntuhan rumah dan gedung.
Seorang pria yang menjadi korban ‘selamat’ dari gempa dahsyat tersebut, Nilufer Aslan mengatakan kepada BBC, bahwa dia dan keluarganya yakin ‘akan mati’ ketika gempa itu mengguncang apartemennya. Dia dan keluarganya tinggal di lantai 5 sebuah apartemen di Kota Adana, Turki bagian Selatan.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya. Kami bergoyang hampir satu menit,” ujar Aslan, seperti dikutip BBC.com.
Saat guncangan itu, dia memanggil para anggota keluarganya yang berada di kamar lain. “(Saya berkata) ‘Ada gempa, mari kita mati bersama di tempat yang sama’. Itu satu-satunya hal yang terlintas di pikiran saya,” sebut Aslan.
Setelah gempa berhenti, Aslan melarikan diri ke luar apartemen. “Saya tidak membawa apa pun, saya berdiri di luar dengan bersandal,” ungkapnya sambil menyatakan bahwa dia menyaksikan empat bangunan di sekitarnya runtuh.
Baca juga: Puluhan Keluarga di Suriah Tertimbun Reruntuhan Rumah
Gempa 7,8 M juga Guncang Suriah, Sudah Tewaskan 500 Korban Lebih
Gempa 7,8 magnitudo itu tak hanya mengguncang Turki. Negara lain yang bertetangga dengan negara itu seperti Suriah juga ikut merasakan guncangan.
Di Turki, seperti dikutip AFP via CNBCIndonesia, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan 284 orang tewas. Sementara sebanyak 2.300 orang lainnya dilaporkan terluka.
“Kami berharap dapat melewati bencana ini bersama-sama secepat mungkin dan dengan kerusakan yang paling sedikit,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Sementara di Suriah, 245 orang tewas karena tertimpa reruntuhan gedung setelah gempa. Adapun korban terluka lainnya diperkirakan sebanyak 639 orang.
“Gempa ini adalah yang terkuat sejak Pusat Gempa Bumi Nasional didirikan di 1995,” tulis media setempat, SANA.
Kepada kantor berita Reuteurs, seorang warga Damaskus, Suriah bernama Samer menggambarkan ketakutan dan kebingungan saat gempa mengguncang pada dini hari.
“Lukisan berjatuhan dari dinding rumah, Saya terbangun dengan dibekap ketakutan. Kami sekeluarga berdiri di depan pintu,” kata Samer.
Gempa dahsyat itu berpusat di utara kota Gaziantep, ibu kota provinsi utama Turki, yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 2 juta orang. Survei Geologi AS mengatakan pusat gempa berada sekitar 33 kilometer dari Gaziantep, di kedalaman 18 km.
Baca berita lainnya di Google News, klik di Sini.
(fsy/red)