Jurnalistika
Loading...

Kisah Korban Gempa Turki yang Berlindung di Masjid

  • Arief Rahman

    07 Feb 2023 | 17:05 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi gempa Turki (DOk. Reuters/Sertac Kayar)

jurnalistika.id – Produser Al Jazeera di Gaziantep, Turki, Ahmed al-Khatib, menggambarkan situasi korban gempa Turki saat bencana naas melanda wilayah Gaziantep. Dia menerangkan terjadi kepanikan waktu itu hingga orang-orang memilih untuk berlindung di masjid.

Sejak gempa bumi pertama terasa hingga sekarang, Ahmed menyebut ribuan mobil keluar masuk jalanan. Namun, para pengendara tampak bingung karena tidak memiliki tujuan.

Sementara beberapa orang memilih untuk pergi membeli roti untuk anak-anaknya. Mereka harus menghabiskan waktu lebih dari satu jam hanya mengantri untuk mendapatkan lima potong roti.

Sepanjang jalan terlihat korban gempa Turki panik, karena tidak tahu ingin berlindung di mana. Sedangkan di pom bensin puluhan mobil ngantri, tetapi mereka tidak tahu ke mana harus pergi.

Baca juga: Mantan Gelandang Newcastle Jadi Korban Gempa Turki

Sekelompok keluarga ada yang memilih berlindung di dalam salah satu masjid di kota Gaziantep. Kendati demikian mereka tetap merasa aman dan mencoba berlari, tapi tidak memiliki tujuan.

“Kami memilih berada di salah satu masjid. Saya, ibu saya, ayah saya, dan anak-anak saya. Gempa susulan membuat kami gila, kami merasakannya, kami mencoba berlari tapi tidak jadi,” katanya dalam laporan kepada Al Jazeera, Selasa (7/2).

“Ketika gempa kedua terjadi, itu membuat kami semua gila. Kami mulai berlari seperti orang gila,” tambahnya.

Ratusan Korban Gempa Turki Ikut Berlindung di Masjid

Lebih lanjut, Ahmed menerangkan ada ratusan orang korban gempa Turki berlindung di masjid. Keadaan semakin mencekam karena suhu ekstrem juga turut melanda wilayah tersebut.

“Ada ratusan orang di dalam masjid, mereka hanya ingin selamat. Banyak orang berdiri di luar di jalanan, mereka tidak merasa aman bahkan di dalam masjid. Mereka berdiri di tengah salju. Suhu di bawah nol derajat saat ini. Terlalu dingin, saya berbicara kepada Anda, dan saya gemetar,” ungkapnya.

Saat melaporkan kepada Al Jazeera, Ahmed mengatakan belum banyak bantuan di daerah mereka karena tidak banyak bangunan yang hancur dan rusak. Tetapi ia melihat banyak pekerja utilitas terutama dari perusahaan listrik dan gas.

“(Mereka) berlarian memadamkan api yang kami lihat setelah gempa kedua. Di tempat kami, orang-orang membutuhkan lebih banyak makanan dan lebih banyak selimut,” ujarnya.

Imbas Bencana Turki

Gempa dahsyat berkekuatan 7,8 magnitudo yang melanda Turki itu dilaporkan telah menyebabkan setidaknya 3.823 orang meninggal dunia per Selasa, (7/2). Rinciannya 2.378 orang meninggal dunia di Turki dan 1.444 tewas di Suriah.

Menurut anggota situasi darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa, Catherine Smallwood mengatakan jumlah korban diperkirakan bakal meningkat. Karena ada potensi keruntuhan lebih lanjut.

“Sehingga kami melihat (jumlah korban) delapan kali lipat dari jumlah awal,” kata Smallwood kepada AFP.

Baca berita lainnya di Google News, klik di Sini.

(arn/red)

Gempa

gempa terkini

Gempa Turki

Korban Gempa Turki

Turki


Populer

Benyamin-Pilar Sebut Teknologi dan Edukasi Solusi Tuntaskan Masalah Sampah di Tangsel
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami