jurnalistika.id – Bakteri Antraks baru-baru ini dilaporkan telah menyebar di daerah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan menyebabkan tiga orang meninggal dunia menurut data sementara. Guna menghindari potensi bahaya bagi kesehatan akibat penyakit serius tersebut, kenali gejala hingga cara pengobatannya.
Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Antraks merupakan penyakit yang bersumber dari binatang. Disebabkan oleh bacillus anthracis yang hidup di tanah serta bersifat akut dan dapat menimbulkan kematian.
Cara penularan antraks terbagi dalam tiga jenis. Pertama Antraks kulit menular pada orang yang memiliki luka terbuka di kulit, terjadi ketika seseorang menyentuh kulit, bulu, tulang atau daging terinfeksi. Kedua, Antraks pencernaan, ditemukan pada orang yang memakan daging hewan terinfeksi. Ketiga antraks pernapasan, menular jika seseorang menghirup serbuk dari antraks.
Baca juga: Tiga Warga Gunung Kidul Dilaporkan Meninggal Akibat Antraks
Biasanya faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi antraks adalah karena beraktivitas di kawasan dengan terpapar. Bisa juga disebabkan bekerja di tempat pengolahan kulit, bulu, atau daging dari hewan ternak. Terlebih mereka yang berprofesi sebagai peternak maupun pengurus hewan.
Gejala Bakteri Antraks
Sementara untuk gejala dari penyakit ini berbeda-beda, tergantung jenis antraks yang diderita. Kalau Antraks pencernaan, biasanya penderita akan merasakan mual dan muntah, sakit tenggorokan, sulit menelan, sakit perut, hingga hilang nafsu makan. Bahkan bisa sampai sakit kepala, demam, benjolan di leher, diare dan BAB darah.
Adapun Antraks pernapasan gejalanya nyeri saat menelan, nyeri otot, demam, mudah lelah dada terasa tidak nyaman, sesak napas hingga radang selaput otak. Sedangkan untuk antraks kulit, umumnya ditandai munculnya banyak benjolan di kulit dan terasa gatal. Semakin lama benjolan itu dapat berubah menjadi borok berwarna hitam yang tidak menimbulkan nyeri.
Cara Pengobatan dan pencegahan
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, mata rantai penyakit Antraks dapat diputuskan melalui peningkatan kesehatan hewan ternak. Serta melakukan beberapa langkah berikut agar terhindar dari risiko penularannya.
- Membeli dan mengonsumsi daging yang disembelih di rumah potong hewan resmi.
- Mengonsumsi daging hewan yang sehat dan dimasak dengan kematangan sempurna.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun setelah mengolah produk hewan.
- Jangan menyembelih apalagi mengonsumsi daging dari hewan yang sakit.
- Jika telah menemukan beberapa gejala di atas, segera menghubungi dokter atau ahli.
Selain itu, bakteri antraks juga dapat diobati menggunakan antibiotik. Dianjurkan melakukan penanganan secepat mungkin agar lebih mudah sembuh. Kendati demikian, perlu diketahui tingkat keberhasilan pengobatan penyakit ini tergantung pada usia, kondisi kesehatan pasien secara umum, dan luar area tubuh yang telah terpapar.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.
(arn/red)