jurnalistika.id – Virus Corona varian Omicron kini sudah terdeteksi di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Virus Omicron atau yang bernama lain B.1.1.529, terkonfirmasi di Indonesia menjangkiti pekerja pembersih di Wisma Atlet berinisial N, Kamis (16/12/21).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron, dan saat ini sedang dilakukan tes genome sequencing-nya.
Melansir BBC.com, dokter dari Afrika Selatan, Angelique Coetzue mengatakan bahwa pasien yang terkena varian virus ini mengalami gejala ringan dan bisa dirawat di rumah saja.
Ciri-ciri Gejala Virus Omicron
Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa varian Omicron menimbulkan gejala yang berbeda dari Delta, di mana adanya sakit terhadap badan dan kehilangan rasa penciuman.
WHO menyebutkan bahwa Omicron merupakan varian yang mencemaskan, namun belum terbukti bahwa gejala Omicron berbeda dengan varian lain.
Terdapat tiga gejala utama yang harus diperhatikan yaitu hilangnya rasa penciuman, batuk, serta demam.
Rumah sakit di Afrika Selatan telah mencatat ada sejumlah anak muda yang masuk rumah sakit dengan gejala yang berat. Namun, di antara mereka belum melakukan vaksin atau baru memperoleh dosis vaksin yang pertama.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka harus melakukan vaksin dengan dua dosis dan booster yang menjadi salah cara untuk menghadapi varian baru Covid lainnya.
Cara Mendeteksi Omicron
Tes PCR bisa menjadi salah satu alat untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak.
Sampel swab ini nantinya akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Terdapat beberapa laboratorium yang bisa membantu mengidentifikasi varian tertentu.
Untuk saat ini, teknik yang digunakan dalam mendeteksi Omicron, yaitu ‘S-Gene Target Failure’ (SGTF).
Omicron akan mutasi pada protein spike (S), sehingga jika dideteksi melalui PCR, tidak akan terdeteksi.
Di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Kemenkes sudah mengaktifkan 12 laboratorium tes PCR untuk semua perbatasan negara.
Hal ini dilakukan agar dapat mengecek sampel virus dari pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan menggunakan metode SGTF. Metode ini telah diterapkan di 1.800 laboratorium Kemenkes.
Baca Juga: