jurnalistika.id – Ribuan massa berpakaian hitam memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, dalam aksi bertajuk Indonesia Gelap pada Jumat (21/2/2025). Massa aksi berasal dari mahasiswa hingga berbagai koalisi masyarakat sipil.
Demonstrasi digelar untuk menyuarakan keresahan terhadap berbagai kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat dan kurang berpihak kepada rakyat kecil.
Salah satu orator dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan, Rifky Sukarno, menegaskan aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan kontroversial yang dianggap semakin menekan kehidupan masyarakat.
“Kita berkumpul di sini untuk menyerukan aksi Indonesia Gelap. Kebijakan yang ada saat ini sangat merugikan masyarakat, seperti keterlibatan TNI-Polri dalam berbagai sektor, Undang-Undang Minerba yang menguntungkan elite, serta efisiensi anggaran yang justru menyulitkan rakyat kecil,” ujar Rifky saat diwawancarai Jurnalistik di lokasi.
Baca juga: Massa Aksi Indonesia Gelap di Patung Kuda Tetap Orasi Meski Hujan Mengguyur
Selain itu, Rifky menyoroti bagaimana aksi ini juga merupakan bentuk solidaritas terhadap kelompok lain yang tengah memperjuangkan hak-haknya. Termasuk pekerja rumah tangga yang menuntut pengakuan hukum yang lebih kuat terhadap profesi mereka.
“Hari ini kita melihat bagaimana berbagai elemen masyarakat turut turun ke jalan, termasuk pekerja rumah tangga yang berjuang agar hak-hak mereka diakui dan dipenuhi oleh negara. Ini menunjukkan kepedulian yang luas dari masyarakat,” tambahnya.
Rifky juga menyoroti ketidakpedulian pemerintah terhadap suara akademisi dalam pembuatan kebijakan.
Menurutnya, pemerintahan Prabowo cenderung lebih fokus pada konsolidasi kekuatan politik dengan elite, ketimbang mendengar aspirasi rakyat dan melibatkan kalangan akademis dalam pembuatan kebijakan strategis.
“Tampaknya rezim hari ini lebih memilih bermesraan dengan para elite dan mengabaikan masukan dari kalangan akademis serta kelompok-kelompok aktivis. Padahal, kebijakan yang dibuat tanpa partisipasi publik hanya akan semakin memperparah kondisi sosial ekonomi kita,” kata Rifky.
“Dan juga kita lihat bahwasannya hariini, Prabowo cukup mesra dengan Jokowi, cukup mesra dengan elit untuk membangun daripada konsolidasi kekuatan ke depan,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan semua tuntutan dalam aksi ini bersifat mendesak. Namun, menurutnya, akar permasalahan utama yang perlu segera ditangani adalah tidak berjalannya reforma agraria secara menyeluruh.
Aksi ini berlangsung dengan berbagai orasi dan seruan agar pemerintah segera menanggapi tuntutan rakyat. Para demonstran berharap agar kebijakan yang diambil di masa mendatang lebih berpihak kepada rakyat dan tidak hanya menguntungkan segelintir elite.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini