Jurnalistika
Loading...

Benarkah Cas Laptop Sambil Dipakai Bisa Membuat Baterai Rusak?

  • Jurnalistika

    11 Des 2024 | 10:55 WIB

    Bagikan:

image

Ilustrasi laptop sedang dicas. (Pixabay/josemdelaa)

jurnalistika.id – Teknologi baterai laptop telah berkembang pesat sejak era awal laptop hingga saat ini. Pertanyaan seputar apakah aman meninggalkan laptop dalam kondisi terhubung ke charger terus-menerus adalah salah satu topik yang sering dibahas di kalangan pengguna teknologi.

Hal itu wajar mengingat laptop merupakan barang penting di era sekarang, sehingga perlu memastikan setiap langkah yang diambil benar-benar aman. Jika tidak, situasinya bisa berdampak buruk pada laptop.

Namun, apakah benar cas laptop secara terus menerus bisa merusak baterai? Mari melihat perkembangan teknologi baterai, mekanisme perlindungan modern, serta rekomendasi penggunaan yang tepat.

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Baterai Laptop

Pada masa awal laptop, sekitar tahun 1990-an hingga awal 2000-an, baterai yang digunakan adalah tipe Nickel-Cadmium (Ni-Cd) dan Nickel-Metal Hydride (Ni-MH).

Baterai jenis ini terkenal memiliki memory effect, yaitu penurunan kapasitas baterai jika tidak diisi penuh atau sering diisi ulang sebelum benar-benar habis.

Pada masa itu, menjaga baterai tetap terisi penuh dalam waktu lama dapat memperburuk kerusakan pada baterai karena baterai terus menerus menerima arus listrik tanpa adanya pengaturan canggih.

Baca juga: 5 Penyebab Layar HP Tiba-tiba Hitam dan Cara Mengatasinya

Namun, sejak awal 2010-an, teknologi baterai lithium-ion (Li-ion) dan lithium-polymer (Li-po) menjadi standar dalam perangkat laptop. Baterai lithium-ion lebih ringan, memiliki kapasitas energi yang lebih besar.

Baterai modern ini juga dilengkapi dengan sirkuit pengaman internal untuk mencegah pengisian berlebih (overcharging), pelepasan daya berlebihan (over-discharging), serta panas berlebih (overheating). Hal ini menandai peningkatan yang signifikan dalam efisiensi dan keamanan baterai laptop.

Bagaimana Laptop Modern Menangani Pengisian Baterai?

Laptop modern biasanya dilengkapi dengan teknologi manajemen daya canggih yang disebut Battery Management System (BMS). Sistem ini berfungsi untuk:

1. Menghentikan pengisian otomatis saat baterai penuh

Ketika baterai mencapai 100%, arus listrik dialihkan untuk langsung memberikan daya ke komponen laptop tanpa melewati baterai.

2. Mengatur suhu

Laptop dirancang untuk mencegah kenaikan suhu berlebih saat pengisian berlangsung.

3. Mengoptimalkan siklus pengisian

Beberapa merek laptop seperti Dell, HP, Lenovo, dan Apple memiliki fitur pengisian daya adaptif yang hanya mengisi baterai hingga 80-90 persen saat laptop sering terhubung ke daya listrik. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur baterai.

Baca juga: 3 Cara Dapat Jawaban Akurat dari ChatGPT

Faktor yang Mempengaruhi Umur Baterai

Meski teknologi telah maju, umur baterai tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor:

  1. Jumlah siklus pengisian: Setiap baterai memiliki jumlah siklus pengisian terbatas (biasanya sekitar 300-500 siklus untuk baterai Li-ion standar). Satu siklus dihitung setiap kali baterai digunakan dari 0 hingga 100 persen.
  2. Suhu: Panas adalah musuh utama baterai. Menggunakan laptop dalam kondisi panas berlebih dapat mempercepat degradasi baterai.
  3. Pengisian terus-menerus: Meskipun baterai modern memiliki perlindungan terhadap overcharging, suhu tinggi akibat pengisian yang terus-menerus dapat memengaruhi performa baterai dalam jangka panjang.
  4. Kebiasaan penggunaan: Membiarkan baterai habis total secara terus-menerus juga dapat mempercepat degradasi.

Mitigasi Risiko dan Praktik Terbaik

Untuk menjaga baterai laptop tetap awet, berikut adalah beberapa rekomendasi:

  1. Gunakan Mode Baterai Adaptif: Banyak produsen laptop menyediakan fitur ini untuk menjaga tingkat pengisian daya optimal. Pastikan fitur ini aktif di pengaturan daya perangkat Anda.
  2. Jaga Suhu Laptop: Hindari penggunaan laptop di tempat bersuhu tinggi dan pastikan ventilasi udara laptop tidak terhalang.
  3. Kalibrasi Baterai Secara Berkala: Beberapa ahli menyarankan untuk mengosongkan baterai hingga 10% dan mengisi penuh kembali sesekali untuk memastikan akurasi pembacaan kapasitas baterai.
  4. Cabut Charger Jika Tidak Diperlukan: Meskipun aman meninggalkan laptop dalam keadaan terhubung, mencabut charger sesekali dapat membantu mengurangi panas yang terakumulasi.
  5. Gunakan Docking Station atau Mode Tanpa Baterai (Jika Memungkinkan): Beberapa laptop memungkinkan penggunanya untuk melepas baterai dan menggunakan daya langsung dari charger.

Jadi, meninggalkan laptop dalam kondisi terhubung ke charger terus-menerus tidak lagi menjadi masalah besar seperti pada era baterai Nickel-Cadmium atau Nickel-Metal Hydride.

Baca juga: 5 Penyebab Mouse Laptop Tidak Berfungsi, Lakukan Ini!

Dengan teknologi lithium-ion dan manajemen daya modern, risiko kerusakan akibat pengisian berlebih telah diminimalkan. Namun, kebiasaan penggunaan yang buruk, seperti membiarkan suhu laptop terlalu tinggi atau menggunakan baterai hingga habis total secara terus-menerus, tetap dapat memperpendek umur baterai.

Oleh karena itu, memahami cara kerja baterai modern dan menerapkan praktik terbaik adalah kunci untuk memaksimalkan umur baterai laptop.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini

cas laptop

laptop

tips laptop


Populer

6 Rekomendasi Tempat Bukber Puasa Ramadhan di Pamulang Tangerang Selatan
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami