jurnalistika.id – Bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo masih menjadi tanda tanya hingga kini usai dirinya dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) dari PDIP di Pilpres 2024 mendatang. Deklarasi tersebut dilakukan di Istana Batu Tulis, Bogor, pada Jumat (21/4/2023) lalu.
Melihat hal tersebut, pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menilai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo tidak akan ditentukan dalam koalisi yang egaliter. Namun, akan ditentukan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Bukan ditentukan oleh komunikasi dalam koalisi yang egaliter. Melainkan akan ditentukan oleh Bu Mega,” kata Umam dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/5) dikutip dari Antara.
Baca juga: Sambangi KPU, PKS Tangsel Jadi Parpol Pertama yang Serahkan Berkas Bakal Caleg
Dengan begitu, meski Partai Persatuan Pembangunan (PPP) termasuk sebagai partai pengusung Ganjar sebagai bakal capres. Menurut Umam, partai tersebut tidak memiliki hak veto politik untuk menentukan pendamping Ganjar.
Jika benar penentuan pendamping Ganjar ada di tangan Megawati, ia menilai kesempatan Sandiaga Uno menjadi bakal cawapres bakal hilang. Meskipun Sandiaga selalu berada dalam posisi teratas dalam sejumlah hasil survei.
Pengajuan Sandiaga sebagai bakal cawapres dari PPP kepada PDIP juga disebut-sebut telah ditolak. Karenanya, kini mantan cawapres Prabowo pada Pilpres 2019 lalu itu kini mendekatkan diri dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Manuver dari pak Sandi sebenarnya mengindikasi bahwa proposal cawapres yang diajukan oleh PPP kepada PDI Perjuangan sudah ditolak,” ujar Umam.
Sandiaga Uno Perlu Kepastian
Penolakan itu juga semakin jelas dari pernyataan PPP yang menyebut siap dan ikhlas apabila bakal cawapres ganjar tidak berasal dari Internal partai mereka. Dalam situasi seperti itu, Umam menilai Sandiaga tetap memerlukan kepastian dalam karier politiknya ke depan.
Oleh karena itu, Sandiaga mulai mencari alternatif selain PPP demi memuluskan tujuan politiknya di Pilpres 2024. Mendekati PKS menjadi salah satu langkah yang ia ambil.
Sebelumnya, dilaporkan pula kalau Sandiaga memberikan sinyal jika dirinya ingin bergabung dengan PKS setelah pamit dari Partai Gerindra. Lalu menyatakan ingin kembali berjuang bersama PKS.
Baca berita dan ikuti jurnalistika di Google News, klik di Sini.
(arn/red)