jurnalistika.id – Divisi Pendidikan dan Kebudayaan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Universitas Pamulang (Unpam) mengggelar Talkshow Kartini’s Day bertema “Mindset wanita: Wanita Karir Haruskah Childfree?”. Talkhow untuk memperingati Hari Kartini itu berlangsung secara online pada Jumat, 28 April 2023.
Dalam perjalanan karir, seorang wanita dihadapkan dengan pilihan sulit antara harus memprioritaskan karir atau memiliki anak. Terlebih wanita memiliki peran ganda, yaitu sebagai pekerja dan seorang ibu.
Pilihan tersebut tentunya menjadi semakin rumit dan kompleks, sehingga seiring berkembangnya modernisasi terhadap pola pikir, budaya, dan sosial. Banyak pemikiran bahwa apakah mereka para wanita karir harus memilih childfree?
Apa sih childfree itu?
Childfree merupakan sebuah pemikiran atau pilihan hidup seseorang khususnya wanita untuk tidak memiliki anak, baik secara bilogis mamupun non-biologis. Di Indonesia sendiri, memang ada beberapa wanita yang memilih childfree, namun sebagian besar memilih untuk berkarir dan tetap memiliki anak.
Selain itu, di Indonesia, konsep childfree ini terbilang tidak sesuai. Belum lagi mayoritas agama di Indonesia yaitu Islam yang menganggap bahwa pernikahan bertujuan untuk memberikan keturunan atau anak.
Truetami Ajeng Pilar Saga yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, dirinya memilih Childfree. Dalam menjalankan karir serta mendampingi sang suami yang merupakan Wakil Wali Kota Tangsel, ia tetap melibatkan anak.
Bagi Ketua Dekranasda Tangsel ini, anak dijadikan booster atau penyemangat tersendiri baginya dalam berkarir. Karir tidak menjadi halangan untuk tidak memiliki anak.
Salah satu tujuan menikah untuk memiliki keturunan
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Amany Lubis yang juga menjadi salah satu pemateri dalam talkshow itu, mengatakan, salah satu tujuan menikah adalah untuk memiliki keturunan. Kalaupun memilih childfree, katanya harus ada alasan yang tidak memungkinkan pasangan untuk memiliki anak.
“Namun jika dikaitkan dengan faktor ekonomi, memang ada beberapa pasangan yang memilih menunda memiliki anak karena menganggap belum mampu menghidupi kehidupan apabila memiliki anak. Baik untuk biaya pendidikan anak ataupun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Perihal rezeki itu akan datang dari mana saja, bahkan memiliki anak pun salah satu bentuk rezeki dari Allah,” kata Amany.
Pemateri lainnya, Shinta Marta Lorenza mengatakan hal senada. Duta Pemuda Indonesia Provinsi Jawa Barat ini tidak setuju dengan childfree kendati belum memiliki keluarga.
Bijak mengambil keputusan, pikirkan jangka panjang
Menurutnya wanita ataupun semua pihak harus bijak dalam mengambil keputusan dengan memikirkan resiko jangka panjang. Setelah menikah, Shinta mengaku akan menerapkan dua anak cukup. Hal itu juga dikaitkan dengan kebijakan pemerintah baik dari segi mental, kesiapan dan ekonomi.
“Setiap keputusan kembali lagi pada tiap individu. Pilihan menjadi childfree bukan berarti menjamin kebahagiaan dan kesuksesan dalam berkarir. Tetapi alangkah baiknya untuk menghindari hal tersebut jika dirasa memang tidak ada kendala untuk memiliki anak,” katanya.
Baca berita dan ikuti jurnalistika di Google News, klik di Sini.
(fsy/red)