jurnalistika.id – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, mengungkapkan alasan utama di balik desakan dari internal Partai Golkar agar Airlangga Hartarto mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum.
Menurut Jamiluddin, langkah tersebut didorong oleh pandangan bahwa Airlangga sudah tidak lagi menunjukkan independensi dalam menjalankan tugasnya.
Jamiluddin menjelaskan, Airlangga dianggap lebih condong mendukung kepentingan politik keluarga Presiden Joko Widodo ketimbang mempertimbangkan kepentingan internal partai.
Baca juga: Dikaitkan dengan Posisi Ketua Umum Golkar, Gibran Jawab Begini
Salah satu contoh yang disoroti Jamiluddin adalah dukungan Airlangga terhadap Bobby Nasution dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara.
“Airlangga terkesan lebih mengikuti kehendak Jokowi dan Prabowo. Indikasi itu terlihat dalam Pilgub Sumatera Utara, Airlangga begitu bersemangat mengusung Bobby Nasution,” ujarnya di Jakarta pada Selasa (13/8) dikutip Antara.
Selain itu, Jamiluddin juga menyoroti manuver politik Airlangga yang seolah ingin menawarkan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), untuk berpasangan dengan tokoh-tokoh seperti Jusuf Hamka atau Ridwan Kamil dalam Pilkada Jakarta mendatang.
Langkah-langkah tersebut, menurut Jamiluddin, justru menjadi blunder bagi Golkar. Ia mencontohkan di Jawa Barat, di mana Airlangga dinilai mengambil keputusan yang merugikan partai.
Baca juga: Golkar Bakal Gelar Rapat Pleno Pilih Plt Ketum, 11 Daftar Waketum Ini Bisa Terpilih
Pasalnya, ia lebih memilih mengusung Dedi Mulyadi, yang bukan kader Golkar, ketimbang Ridwan Kamil, yang elektabilitasnya lebih tinggi.
“Ragam keputusan ini membuat para kader Golkar merasa bahwa Airlangga terlalu dekat dengan Jokowi dan kurang memperhatikan kepentingan partai sendiri,” ungkap Jamiluddin.
Ia menilai keputusan mundurnya Airlangga dari kursi Ketua Umum adalah langkah tepat untuk memberikan kesempatan bagi Golkar melakukan transformasi dan menjaga soliditas internal.
Airlangga Mundur dari Ketum Golkar
Sebelumnya, pengunduran diri Airlangga diumumkan secara resmi pada Minggu (11/8), melalui sebuah video yang dirilis oleh Partai Golkar.
Dalam pernyataannya, Airlangga menyebut langkah tersebut diambil demi menjaga keutuhan partai serta memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujar Airlangga dalam video tersebut.
Baca juga: Golkar Usung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta, Kaesang hingga Jusuf Hamka Masuk Bursa Wakil
Airlangga menegaskan bahwa proses selanjutnya di internal Golkar, termasuk penunjukan pelaksana tugas ketua umum dan persiapan musyawarah nasional luar biasa (munaslub), akan berjalan dengan damai dan tetap menjunjung tinggi martabat partai.
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini