jurnalistika.id – Sayembara desain kawasan Bundaran Maruga oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel), memasuki tahap akhir penjurian. 5 finalis dengan karya terbaik terpilih untuk mengikuti penjurian terbuka tahap kedua di Ruang Blandongan, Puspemkot Tangsel, Jumat (30/9).
Kelima finalis dengan karya terbaik terpilih tersebut mempresentasikan karyanya di hadapan para dewan juri. Terdapat beberapa dewan juri dengan berbagai latar belakang, termasuk Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan sebagai dewan Juri kehormatan.
Adapun dewan juri profesional yaitu Arsitek Profesional Tanah Air, Yori Antar dan Budi Pradono, Juri Akademisi Bachtiar Fauzy, Juri dari IAI Provinsi Banten Viernanda Yoga Pribadi, dan terakhir Juri Budayawan asli Tangsel Ridwan Saidi.
Usai penjurian dengan proses yang panjang, sayembara desain Bunderan Maruga diraih oleh peserta dengan nomor SDBM-0064 dengan judul karya Blandongan Kota. Lalu ke-2 diraih oleh nomor SDBM-0097 dengan judul karya Selendang Mayang. Kemudian dan untuk juara ke-3 diraih SDBM-0078 dengan judul Serambi Anggrek.
Sedangkan untuk juara harapan 1, diraih oleh peserta nomor SDBM 0059 Jentera Jumantara. Dan harapan ke-2 diraih oleh SDBM-0008 dengan judul karya Tarian Kebersamaan.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengungkapkan, kelima finalis yang lolos hingga tahap ini merupakan peserta dengan karya yang terbaik. Bagi Benyamin, seluruh finalis adalah pemenang atas sayembara ini.
Ia pun mengapresiasi seluruh karya dan peserta yang telah berpartisipasi dalam perhelatan sayembara Bundaran Maruga tersebut.
“Tidak hanya lima karya finalis saja, namun 24 karya lainnya yang telah menuangkan segala ide, konsep, dan gagasan desain bangunan Bundaran Maruga untuk menjadi salah satu etalase kota yang dapat mencitrakan Tangsel sebagai kota yang cerdas, modern dan religius, yang menjadi pusat dunia perdagangan dan jasa,” kata Benyamin, dalam keterangan tertulis, Senin (3/10).
Menurut Benyamin, sayembara tersebut merupakan implementasi guna mewujudkan Kota Tangsel yang cantik.
“Bundaran Maruga akan kita jadikan landmark, jadi tempat nongkrong anak-anak muda, dan sebagainya. Sehingga ke depan diharapkan Tangsel sebagai kota baru. Bukan Bunderan Maruga saja, hasil karya lainnya akan kami terapkan, aplikasikan,” tuturnya.
Sayembara Desain Bundaran Maruga Diikuti Ratusan Peserta
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan, sebelum menyisakan lima finalis pada akhir penjurian, ratusan finalis telah melalui sederet tahapan.
“Jumlah peserta aktif yang mendaftar ada sebanyak 108 peserta terhitung sampai tanggal 2 september 2022 pukul 23.59 WIB. Lalu jumlah peserta yang mengumpulkan karya, baik soft file dan hard file secara lengkap sebanyak 29 peserta yang masing-masing mengirimkan empat lembar gambar ukuran A1, berikut juga video animasi karya masing-masing terhitung sampai dengan 18 September 2022,” papar Wahyu.
Tahapan pun berlanjut hingga penyeleksian administrasi pada 19-21 September 2022 di Kantor Dinas Lingkungan Hidup oleh panitia gabungan.
“Lalu tanggal 22-24 September penjurian tahap 1 secara tertutup oleh lima dewan juri profesional untuk menentukan dan memperoleh lima finalis yang masuk dalam penjurian tahap dua atau secara terbuka pada hari ini. Pengumuman para finalis dilaksanakan pada hari Sabtu 25 September melalui website sayembara dan media sosial,” lanjut Wahyu.
Ia berharap, sayembara ini dapat menghasilkan karya desain yang ciamik dan diterima oleh masyarakat. Sehingga, ke depan bangunan kawasan Bunderan Maruga dapat menjadi ikon kebanggaan warga Tangsel
“Kita mencari konsep desain yang ideal bagi Kota Tangsel, khususnya kawasan Bundaran Maruga yang menjadi ikon dan ke depan menjadi pusat pemerintahan Kota Tangsel,” harapnya
Di sisi lain, Direktur PT. Propan Raya, Yuwono Imanto sebagai pihak pelaksana teknis menuturkan bahwa sayembara Bundaran Maruga yang diinisiasi oleh Pemkot Tangsel ini menjadi yang paling spesial. Bahkan lebih daripada sederet sayembara selama ini.
“Bagi kami, sayembara ini walaupun scope-nya bukan kementerian, tetapi punya nilai yang istimewa, karena sayembaranya ini adalah sayembara kawasan. Ini yang luar biasa,” tutupnya.
Baca berita jurnalistika.id lainnya di Google News, klik di sini.