Jurnalistika
Loading...

Bahlil Sebut Terpilih Jadi Ketum Golkar karena Dekat Pemerintah Bukan Hal Baru

  • Jurnalistika

    21 Agt 2024 | 15:05 WIB

    Bagikan:

image

Bahlil Lahadalia saat menyerahkan berkas pendaftaran sebagai calon ketum partai Golkar kepada Ketua Dewan Pengarah Munas XI Partai Golkar, Adies Kadir. (Dok. Golkar)

jurnalistika.id – Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar terpilih, Bahlil Lahadalia, menegaskan kedekatan dengan pemerintah bukanlah hal baru dalam tradisi Partai Golkar.

Dalam pidato visi dan misinya pada Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Rabu (21/8), Bahlil mengungkapkan bahwa para Ketum Golkar terdahulu, mulai dari Jusuf Kalla hingga Airlangga Hartarto, selalu memiliki hubungan dekat dengan pemerintah.

Bahlil menyatakan dirinya tidak ingin disalahkan atas anggapan bahwa kedekatannya dengan pemerintah saat ini menjadi alasan ia terpilih sebagai Ketum Golkar. Ia menegaskan sejak awal berdirinya, Partai Golkar selalu menjadi instrumen politik pemerintah.

“Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah, kok saya dinyatakan salah?” ujar Bahlil saat berpidato.

Baca juga: Bahlil Lahadalia Dipastikan Jadi Ketum Baru Partai Golkar di Munas 2024

Bahlil memaparkan beberapa contoh dari Munas sebelumnya untuk memperkuat pernyataannya. Ia mengingatkan pada Munas Golkar tahun 2004 di Bali, Jusuf Kalla terpilih sebagai Ketum karena kedekatannya dengan pemerintah saat itu.

Jusuf Kalla, yang menjabat sebagai Wakil Presiden, didukung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada Munas Golkar berikutnya, Bahlil menyebutkan bahwa Aburizal Bakrie terpilih sebagai Ketum dengan dukungan dari Presiden SBY. Sementara kandidat lainnya, Surya Paloh, didukung oleh Jusuf Kalla yang telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Wakil Presiden.

Setelah itu, Bahlil juga menyebutkan Setya Novanto, yang menjabat sebagai Ketua DPR, berhasil memenangkan Munaslub Golkar berkat kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo.

Hal serupa juga terjadi pada Airlangga Hartarto, yang menjadi Ketum Golkar berkat hubungannya dengan Presiden Jokowi saat menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

“Senior-senior mohon maaf luruskan kalau saya salah,” kata Bahlil, menegaskan bahwa tradisi tersebut berlanjut hingga saat ini.

Baca juga: Baleg DPR Sepakati Batas Usia Kepala Daerah Sesuai Putusan MA, PDIP Sempat Protes

Setelah pidato tersebut, peserta Munas XI Partai Golkar secara aklamasi menyetujui Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum baru Partai Golkar. Dengan status ketua formatur, Bahlil akan menyusun kepengurusan pusat partai secara mandiri.

Munas XI Partai Golkar dijadwalkan ditutup pada Rabu malam dengan kehadiran Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Pada acara penutupan ini, Bahlil akan ditetapkan secara resmi sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini

Bahlil Lahadalia

Golkar


Populer

Potret Lautan Massa Aksi Penuhi Jalanan Depan Gedung Parlemen
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami