Jurnalistika
Loading...

Mengingat Lagi 9 Wartawan Indonesia yang Mati Saat Bertugas

  • Sultan Alfharo

    24 Agt 2023 | 19:05 WIB

    Bagikan:

image

Foto: wartawan saat door stop. (Jurnalistika)

jurnalistika.id – Wartawan sering kali menjadi penjaga harapan, pengusung keadilan, dan suara bagi mereka yang tak terdengar. Tetapi dibalik keberanian para wartawan, banyak risiko yang harus mereka hadapi, mulai dari kecaman dari oknum tertentu hingga mati menjadi korban pembunuhan.

Di Indonesia, banyak wartawan telah kehilangan nyawa karena keberanian mereka untuk mengungkap kebenaran. Dilansir dari beberapa sumber, dari data  Aliansi Jurnalis Independen (AJI), tercatat sembilan nama wartawan yang mati dibunuh karena berita. Delapan kasus di antaranya masuk dalam kategori “dark number” atau tak terungkap penyelesaiannya hingga kini.

Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Erick Tanjung mengungkapkan hanya ada satu kasus yang pelakunya terungkap dan diproses hukum.

“Hanya satu kasus pembunuhan jurnalis yang pelakunya diproses hukum,” ungkap Erick, dalam keterangan pers Peringatan Hari Internasional Mengakhiri Impunitas Kejahatan Terhadap Jurnalis, yang dikutip pada Kamis (24/8/23).

Berikut sembilan wartawan Indonesia yang mati dibunuh, karena mengungkap kebenaran.

1. Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin (1996)

Udin merupakan seorang wartawan harian berita nasionall (bernas), yang meninggal pada 16 Agustus 1996. Tiga hari sebelumnya, Udin diketahui telah dianiaya orang tak dikenal di depan rumah kontrakannya pada Selasa, 13 Agustus 1996.

Pembunuhan Udin diyakini kuat karena dia kerap mengkritik kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul. Udin kerap mengangkat berita ihwal korupsi dan bobroknya pemerintahan Bantul saat itu.

Dari kasus pembunuhan ini terungkap satu kenyataan mengejutkan, yakni temuan memo dari Bupati Bantul Sri Roso untuk bawahannya yang meminta soal Udin ini “diselesaikan” sebelum 17 Agustus 1996.

2. Naimullah (1997)

Naimullah adalah wartawan Sinar Pagi di Kalimantan Barat. Ia ditemukan tewas pada 25 Juli 1997 dengan dugaan penganiayaan. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam mobil pribadi jenis Isuzu Challenger yang ketika itu terparkir di kawasan Pantai Penibungan, Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat.

3. Agus Mulyawan (1999)

Jurnalis Asia Press ini meninggal pada 25 September 1999 di Timor Timur, tidak lama setelah referendum yang menandai lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Agus meregang nyawa karena terkena tembakan di Pelabuhan Qom, Los Palos, yang turut menewaskan 7 orang lainnya.

4. Ersa Siregar (2003)

Dia merupakan wartawan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang tewas pada 29 Desember 2003. Ersa meregang nyawa saat bertugas meliput konflik bersenjata yang tengah terjadi di Aceh.

Ersa meninggal akibat dua tembakan di leher yang menembus hingga tangan kanan, dada, dan punggung. Sebelum ditemukan tewas, Ersa dan Ferry Santoro (juru kameranya) dilaporkan hilang dan diculik oleh GAM pada Juni 2003. 

Ditawan selama 6 bulan oleh GAM, Ersa pada akhirnya tewas saat operasi penyelamatan dirinya. Diketahui, penyerbuan TNI ke markas GAM justru membuat Ersa tertembak dan meninggal pada 29 Desember 2003.

5. Muhammad Jamaluddin (2003)

Muhammad Jamaluddin adalah juru kamera TVRI Aceh, yang ditemukan tak bernyawa pada 17 Juni 2003. Banyak dugaan atas kematiannya, baik dibunuh oleh kelompok GAM sampai penuduhan aparat TNI di Aceh yang menculiknya karena motif tertentu.

6. Herliyanto (2006)

Dia adalah wartawan Radar Surabaya meninggal pada 29 April 2006. Herliyanto ditemukan tak bernyawa di hutan jati Probolinggo, Jawa Timur. Menurut polisi, kematiannya terkait pemberitaan kasus korupsi anggaran pembangunan oleh mantan kepala Desa Tulupari.

Diketahui tiga orang terkait pembunuhan ini, telah ditangkap. Namun, pengadilan Negeri Sidoarjo membebaskan mereka karena tak cukup bukti. Sedangkan satu pelaku lainnya, dinyatakan sakit jiwa.

7. AA Prabangsa (2009)

Anak Agung (AA) Narendra Prabangsa. AA meninggal pada 16 Februari 2009, di Pelabuhan Padang Bai. Adik dari Bupati Bangli kala itu, Nyoman Susrama ditetapkan sebagai dalang pembunuhan berencana ini dan dihukum seumur hidup.

Kasus ini semakin disorot, karena pelaku diberi remisi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Hukuman Susrama yang tadinya berupa penjara seumur hidup berubah menjadi 20 tahun penjara. Tentu keputusan ini menuai banyak kecaman, termasuk dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

8. Ardiansyah Matrais Wibisono (2010)

Ardiansyah adalah wartawan Tabloid Jubi dan Merauke TV, yang meninggal pada 29 Juli 2010. Dia ditemukan tewas dalam kondisi penuh luka di Gudang Arang, Sungai Maro, Merauke, Papua.

Namun, kepolisian Merauke meyakini Ardiansyah meninggal karena tenggelam. Pada akhirnya, penyelidikan terkait kasus Ardiansyah Matrais dihentikan.

9. Alfred Mirulewan (2010)

Alfred adalah wartawan Tabloid Pelangi, yang meninggal pada 17 Desember 2010. Dia ditemukan tewas mengambang di perairan dermaga pelabuhan Pantai Nama, Kisar, Maluku Barat Daya (MBD).

Dikabarkan, ada dugaan keterlibatan aparat di dalamnya. Polisi menyatakan Alfred tewas dibunuh, namun semua tersangka mencabut BAP (Berita Acara Pemeriksaan).

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini

Jurnalis

PERS

Wartawan


Populer

5 Fakta Soal Insiden Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami