Jurnalistika
Loading...

MUI Ungkap Hasil Penelitian 11 Tahun Lalu, Al Zaytun Terafiliasi NII

  • Firman Sy

    22 Jun 2023 | 14:15 WIB

    Bagikan:

image

Ponpes Al-Zaytun, Indramayu. (Dok: Wikipedia)

jurnalistika.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, terafiliasi dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Menurut Wakil Ketua Umum MUI bidang Hukum dan HAM, Ikhsan Abdullah, kesimpulan itu berdasarkan penelitian yang sudah disampaikan MUI 11 tahun lalu.

“Hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa itu (Al Zaytun) terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII. Sudah sangat jelas,” ujar Ichsan saat di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023), dilansir Kompas.

Sekedar untuk diketahui, NII merupakan gerakan separatisme yang dipelopori oleh S.M. Kartosoewirjo. Tujuan didirikannya NII adalah untuk membentuk negara Islam di Indonesia.

Ichsan mengatakan, indikasi bahwa Al Zaytun terkait dengan NII tampak dari pola rekrutmen yang dilakukan. Termasuk dari segi penghimpunan dan penarikan dana yang dilakukan ke anggota dan masyarakat.

“Tidak terbantahkan, artinya penelitian MUI tahun 2002 itu sangat valid, dia (Al Zaytun) adalah penyimpangan dalam paham keagamaan, kemudian dari paham kenegaraan dia terafiliasi dengan gerakan NII,” katanya.

Ichsan menambahkan, segala kegiatan dan paham keagaman Al Zaytun menyimpang. Karena itu, pemerintah dan MUI harus menindak terkait penyimpangan paham kenegaraan Al Zaytun tersebut.

“Agar tidak lagi terpapar sebagai bibit radikal yang menjadi bom waktu bagi negara nanti,” ujar Ichsan.

Polemik indikasi paham menyimpang di Ponpes Al Zaytun. Indramayu, Jawa Barat ramai belakangan ini. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengambil langkah dengan membentuk Tim Investigasi terkait penyimpangan itu.

Ridwan Kamil meminta, pihakn Ponpes Al Zaytun kooperatif menerima upaya tabayun tim inestigasi yang dibentuk Pemprov Jawa Barat tersebut.

“Kami meminta pihak Al Zaytun untuk kooperatif. Karena sudah beberapa kali dalam catatan sejarahnya sering menolak mereka yang mencoba untuk ber-tabayyun atau berdialog untuk mengetahui,” kata Ridwan Kamil, Senin (19/6/2023).

Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.

al zaytun

MUI


Populer

5 Fakta Soal Insiden Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
Tentang Kami
Karir
Kebijakan Privasi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami