jurnalistika.id – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 H pada Maret 2024. Potensi perbedaan penetapan awal puasa kemungkinan akan terjadi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghimbau agar seluruh Umat Islam bisa menjaga toleransi dan persaudaraan jika terjadi perbedaan. Hal itu tertulis dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2024.
Baca juga: Hukum Membeli Kurma Israel untuk Buka Puasa Ramadhan, Ini Penjelasan Fatwa MUI
Potensi perbedaan yang dimaksud terjadi lantaran Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan bertepatan pada 11 Maret 2024. Sebagian jamaah Umat Islam juga sudah mulai puasa pada 10 Maret.
Kenapa Sidang Isbat Ramadhan Diperlukan?
Setiap tahun menjelang puasa, pemerintah Indonesia selalu mengadakan sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadhan. Bahkan dilansir dari Kemenag, hal ini sudah berlangsung sejak 1950-an.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam, Adib, menjelaskan sidang isbat penting dilakukan karena Indonesia bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Sehingga tidak bisa menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada per orang maupun golongan.
Baca juga: Menag Yaqut Imbau Umat Islam Tak Pakai Pengeras Suara Luar Saat Tarawih dan Tadarus Ramadhan 2024
Selain itu, di Indonesia terdapat pula banyak ormas Islam yang memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriyah. Sehingga sering ditemukan perbedaan karena menerapkan pendapat mazhab serta metode yang digunakan.
“Sidang isbat dibutuhkan sebagai forum bersama mengambil keputusan. Ini diperlukan sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan acuan bagi umat Islam untuk mengawali puasa Ramadhan dan berlebaran,” ujar Adib di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di Sini.