jurnalistika.id – Pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia mengalami penurunan cukup besar pada Mei 2024. Total pendapatan negara tercatat Rp1,123.5 triliun (sekitar $68.4 miliar), turun 7.1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Terjadinya penurunan pendapatan negara tidak terlepas dari penurunan penerimaan di semua sektor pendapatan. Seperti pada pendapatan pajak mencapai Rp760.4 triliun, mengalami penurunan 8.4 persen dari tahun sebelumnya sebesarRp830,5 triliun. Sementara itu, pendapatan dari bea cukai juga turun 7.8 persen, sebelnya Rp118,4 triliun menjadi Rp 109.1 triliun.
Baca juga: IDX Akan Perkenalkan Short Selling pada Oktober 2024
Pendapatan bukan pajak mencatatkan penurunan 3.3 persen, dengan total Rp 251.4 triliun. Faktor utama penurunan ini adalah kinerja keuangan perusahaan tambang Indonesia yang melemah di tahun 2023.
Kondisi global seperti harga minyak, yield, dan nilai tukar pun turut memengaruhi kinerja perusahaan. Hal itu seperti disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“APBN 2024 tak terlepas dari kondisi global yang mengalami perubahan besar, seperti harga minyak, yield, dan nilai tukar, yang semuanya mempengaruhi kinerja perusahaan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (24/6).
Baca juga: Kominfo ‘Diperas’ Pelaku Penyerang Server PDN, Minta Bayaran 8 Juta Dollar AS
Penurunan ini menandakan tantangan besar bagi APBN 2024, yang harus mempertimbangkan dinamika ekonomi global. Pemerintah perlu strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan ini dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.