jurnalistika.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dilaksanakan di sejumlah sekolah di Tangerang Selatan menarik perhatian karena tak menyertakan susu dalam menunya. Di SDN Lengkong Gudang, Serpong, menu yang disajikan kepada para siswa terdiri dari nasi daging teriyaki, tumis sapo tahu, oseng wortel dan jagung, serta jeruk.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menjelaskan alasan ketiadaan susu dalam menu MBG kali ini.
“Hari ini enggak ada susu. Susu kan dobel protein. Kalau umpama di menu sudah ada proteinnya, kita enggak kasih susunya. Isi dari menunya hari ini itu juga memenuhi standar yang ada, semua cakupan yang sudah ada,” ujarnya saat meninjau langsung pelaksanaan program di SDN Lengkong Gudang, Senin (13/1/2025).
Baca juga: Menu Makan Bergizi Gratis di Tangerang Selatan
Todotua memastikan bahwa meskipun tanpa susu, komposisi menu telah memenuhi kebutuhan gizi para siswa. Pada pelaksanaan hari ini, sebanyak 477 porsi makan bergizi gratis dibagikan kepada siswa SDN Lengkong Gudang dalam dua sesi, yakni 235 porsi di pagi hari dan 242 porsi di siang hari.
“Menunya menyesuaikan, tapi ini semua proses yang nanti berkembang ke depannya,” tambahnya.
Program MBG di Tangsel telah berlangsung sejak 6 Januari 2025 di tujuh titik, termasuk SDN Lengkong Gudang. Program ini bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah dan disambut antusias oleh para siswa.
“Kita lihat pelaksananya sudah baik, dan juga para pelajar, para adik-adik pelajar mereka sangat bahagia terhadap program ini,” jelas Todotua.
Todotua menegaskan bahwa sasaran program ini tidak hanya terbatas pada siswa sekolah dasar, tetapi juga mencakup balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Tahapan pelaksanaan ke depan akan diperluas ke puskesmas untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat.
“Tentunya pelaksanaan program ini tidak hanya kepada para pelajar sendiri, karena sasarannya juga terhadap ibu hamil, ibu yang menyusui, dan para balita,” katanya.
Program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini menjadi salah satu upaya strategis pemerintah dalam membangun ketahanan gizi dan menyiapkan generasi masa depan Indonesia.
Todotua menegaskan, lewat program ungulan ini pemerintah ingin menunjukkan keinginan untuk menyiapkan sumber daya manusia bangsa menuju Indonesia Emas di 20245.
Ikuti dan baca berita Jurnalistika lainnya di Google News, klik di sini.